Kumpulan contoh tugas makalah dan pembahasan lainnya

Sunday 2 August 2015

Makalah tentang Loncat Tinggi lengkap

KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Loncat Tinggi.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Banjar, Mei 2015

     Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah mendapatkan lompatan yang setinggi mungkin.Ketinggian lompatan yang di capai oleh seorang pelompat terhantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing – masing atlit. Hingga saat ini,ada dua gaya yang di kenal dalam lompat tinggi,yakni gaya guling perut ( straddle ) dan gaya flop.Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan,sehingga sikap badan di atas mistar telungkup.
Dalam  dunia  olahraga,  dikenal  banyak sekali cabang olahraga, antara lain  adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang olahraga tersebut, atletik mempunyai peranan  penting, karena gerakan-gerakannya merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya. Atletik menurut Aip Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani, yaitu  Athlon  yang artinya pertandingan, perlombaan, pergulatan  atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya dinamakan  Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa atetik adalah salah  satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
 Atletik  merupakan  dasar  untuk  melakukan  bentuk-bentuk  gerakan  yang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan mengikuti kegiatan latihan atletik, akan dapat diperoleh  berbagai pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam melakukan kegiatan atletik akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan percaya diri serta bertanggung jawab (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 : 60).


B. Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian lompat tinggi?
2.    Bagaimana sejarah lompattinggi?
3.    Apa saja sarana dan prasarana loncat tinggi?
4.    Apa saja macam gaya dalam lompat tinggi?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian lompat tinggi
2.      Untuk mengetahui sejarah lompattinggi
3.      Untuk mengetahui sarana dan prasarana loncat tinggi
4.      Untuk mengetahui macam gaya dalam lompat tinggi




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi merupakan olahraga yang menguji ketrampilan meompat dengan melewat tiang mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.
Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh mulai melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat. Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat apabila tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan lompatan tertinggi yang dilewati.

B.   Sejarah LompatTinggi
Meskipun event lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno, kompetisi lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di Skotlandia dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar dari kecelakaan.
Pada abad ke -19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas tanah yang berumput dengan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi . Gaya ini ternyata banyak mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di atas matras sehingga  kecelakaan dapat di minimalisir. Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.

C. Sarana dan Prasarana
1. Untuk  Awalan
a)  Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m
b)  Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
2.  Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja  asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3.  Bilah Lompat
Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan :
a)   Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b)  Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c)  Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4.   Tempat Pendaratan
Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.

D.  Macam-Macam Gaya Dalam Lompat Tingg
1. Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting ini beleh dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara tahun 1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya jongkok kurang ekonomis.


Cara melakukan:
·     Si pelompat mengambil awalan dari tengah
·     Bila si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan kaki kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.Ø
·     Di udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap kembali ke tempat awalan tadi.

2. Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Pada gaya ini sama dengan gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, dari tengah tapi dari samping.

3. Gaya Straddle

Saat di atas mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut Pelompat mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk. Pada waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur punggung tangan dan berakhir pada bahu.

4. .Gaya Fosbury Flop
Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar dekat punggung.Mendarat dengan punggung dengan di awali lompatan membelakangi mistar berlari dari samping


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Lompat Tinggi adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya. Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya straddle dimana ketiga badan melewati mistar dengan cepat diputar atau dibalikkan, sehingga sikap badan di mistar telengkup. Tujuan dari lompat tinggi agar dapat mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :
 Awalan biasanya ancang – ancang itu di pergunakan 3 langkah, 5 langkah dan 7 langkah dan sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang.
Macam-Macam Gaya Dalam Lompat Tingg
1. Gaya Gunting (Scissors)
2. gaya guling sisi (Western Roll)
3. Gaya Straddle
4. Gaya Fosbury Flop

B. Saran
Makalah yang sederhana ini hendaknya dijadikan motivasi belajar bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan lompat jauh yang baik dan benar serta dapat memperluas wawasan tentang pendidikan (atletik) yang lebih jauh dan lebih dalam lagi, sehingga pembaca mengetahui dan mampu membaca keadaan-keadaan / permasalah yang terjadi dalam olah raga lompat jauh.

DAFTAR PUSTAKA

http://coretankuliahku.blogspot.com/2013/09/pengertian-lompat-tinggi.html

Makalah Sistem sosial budaya di indonesia

Makalah dalam studi memang sangat penting, dalam makalah menjelaskan tentang keseluruhan masalah dan solusi yang di ikuti dengan pengertian dan kesimpulannya. Oke gan pada kesempatan ini saya akkan share Makalah Tentang Sistem Sosial Budaya Indonesia . Mungkin Contoh makalah di bawah ini bisa membantu tugas mata kuliah yang sedang anda tempuh. Makalah ini di ambil dan di susun dari Wikipedia.org
Sistem sosial budaya di indonesia

MAKALAH

SISTEM SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Indonesia Merupakan negara yang memiliki susunan masyarakat dengan ciri pluralitas yang tinggi, karena sistem sosial dan budaya masyarakat Indonesia sangat heterogen secara vertikal maupun horizontal. Akibat heterogenitas masyarakat Indonesia ialah terjadinya rawan konflik. Untuk meredam konflik diperlukan pemahaman tentang pluralitas dan mengetahui serta memahami sistem sosial Indonesia.

B.   Identifikasi Masalah
1.         Bagaimana sistem sosial dan budaya yang terjadi di Indonesia?
2.         Apakah sistem sosial dan sistem budaya dalam masyarakat berubah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman ?

C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui  sistem sosial dan kebudayaan yang terjadi di Indonesia
2.      Untuk mengetahui sistem sosial dan sistem budaya dalam masyarakat dan perkemmbangannya.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Sosial
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. 
Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. 
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau  untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Jadi sistem sosial ialah suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali, sehingga suatu tipe serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas tersebut dengan lingkungan sekitarnya.

B. Kebudayaan di Indonesia
Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh  kebudayaan  lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral dari pada kebudayaan Indonesia.Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama  Hindu  dan  Buddha  di  Nusantara  jauh  sebelum Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara.
Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti bogabusana, perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.

C.  Sistem Sosial dan Kebudayaan di Indonesia
Untuk memahami sistem sosial dan budaya Indonesia diperlukan penguasaan teori, karena fungsi teori adalah memberi makna terhadap realitas sosial. Ada dua pendekatan teoritis yang harus dikuasai :

1.        Struktural Fungsional
Struktur Fungsional asumsi dasarnya ialah masyarakat terintegritasi atas dasar kata sepakat para anggotanya terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya. Kesepakatan masyarakat tersebut menjadi general agreements yang memiliki kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan dari anggotanya. Masyarakat sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi kedalam suatu bentukequilibrium.
Anggapan dasar teori struktural fungsional :
·           Masyarakat adalah suatu sistem dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
·           Hubungan dalam masyarakatbersifat ganda dan timbal balik (saling mempengaruhi)
·           Secara fundamental, sistem sosial cenderung bergerak kearah equilibrium dan bersifat dinamis.
·           Disfungsi/ketegangan sosial/penyimpangan pada akhirnya akan teartasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses institusionalisasi.
Penilaian/kritik terhadap teori struktural fungsional :
Terlalu menekankan anggapan dasaranya pada peranan unsur-unsur normatif dari tingkah laku sosial (pengaturan secara normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas sosial).
Kenyataan yang diabaikan dalam pendekatan struktural fungsional :
·           Setiap struktur sosial mengandung konflik dan kontradiksi yang bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan
·           reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat adjustive/tampak
·           suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang dapat mengalami konflik sosial yang bersifat visious circle
·           perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara gradual melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara revolusioner


2.        Teori Konflik Dialektika
Memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula.
Asumsi dasar teori konflik dialektika :
·           perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat
·           konflik dalah gejala yang melekat pada setiap masyarakat
·           setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial
Realitas Sosial :
·           sistem sosial selalu berada dalam konflik yang terus menerus (continual state of conflict)
·           konflik tercipta karena kepentingan yang saling bertentangan dalam struktur sosial
·           kepentingan yang saling bertentangan merupakan refleksi dari perbedaan dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang mendominasi dan terdominasi
·           kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua kelompok kepentingan
·           Konflik bersifat DIALEKTIKA (suatu konflik menciptakan suatu kepentingan yang baru, yang dibawah kondisi tertentu akan menurunkan konflik yang berikutnya)
·           Perubahan sosial adalah ciri/karakter yang selalu berada dimanapun (UBIQUITOUS FEATURE) dalam setiap sistem sosial dan akibat dari konflik.
Menurut penganut teori konflik :
Konflik tidak bisa dilenyapkan, tetapi hanyakonflik bisa di kendalikan. Agar konflik latent tidak menjadi manifest dalam bentuk violence/kekerasan.

Bentuk pengendalian konflik :
·           Konsiliasi (Conciliation)
·           Mediasi (Mediation)
·           Perwasitan (Arbiration)
Jadi dalam mengamati Sistem Sosial dan Budaya Indonesia diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; konflik dialektika dan struktur fungsional. Konflik dan konsensus adalah gejala yang melekat bersama-sama di masyarakat.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1. Sistem Sosial dan Budaya Indonesia diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; konflik dialektika dan struktur fungsional. Konflik dan konsensus adalah gejala yang melekat bersama-sama di masyarakat.
2. Karena dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan maju dan banyaknya pula teknologi yang berkembang secara tidak langsung akan mempengaruhi sistem sosial dan sistem budaya, karena kadua sistem ini sangat berkaitan erat (sistem sosial memelihara sistem budaya). Maksudnya disini adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama yaitu keduanya saling bersangkut-paut dengan suatu penerimaan cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyrakat memenuhi kebutuhannya. Garis pemisah perubahan sistem sosial dan sistem budaya sangat sulit untun dibedakan. Misalnya perubahan dalam model pakaian atau kesenian, perubahan tersebut dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial. Suatu perubahan sosial dalam kehidupan tertentu tidak mungkin berhenti pada satu titik, karena perubahan di bidang lain akan mengikutinya Selain mengikuti perkembangan zaman perubahan sosial dan budaya ini dapat juga disebabkan oleh adanya pertambahan penduduk, dengan bertambahnya penduduk yang sangat cepat menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat.

B.   Saran
Penemuan baru atau munculnya teknologi baru, dengan munculnya teknologi baru akan memunculkan suatu budaya baru, baik berupa alat atau berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Dengan diakuinya dan diterima suatu penemuan yang baru serta diterapkannya penemuan baru secara tidak langsung unsur kebudayaan daerah akan terkikis dengan perlahan, oleh sebab itu pengenalan teknologi masa lalu pun perlu diperkenalkan kepada generasi muda