Makalah Pendidikan di Indonesia di bawah ini berisi tentang beberapa cerminan Kualitas Pendidikan di Indonesia, langsung saja simak Makalah Pendidikan di Indonesia dibawah ini :
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini
sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan UNESCO (2000) tentang
peringkat Indeks Pengembanganan Manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,
kesehatan dan penghasilan yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia
Indonesia makin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-102 (1998), ke-109 (1999).
Saat ini dunia
pendidikan menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan
mutu pendidikan tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya
keterbelakangan pendidikan di Indonesia.
Yang kita rasakan saat
ini adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik pendidikan
formal maupun informal. Dan dari hasil itu diperoleh setelah kita
membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang
dalam meningkatkan SDM Indonesia untuk pembangunan Bangsa. Oleh karena itu,
seharusnya kita dapat meningkatkan SDM Indonesia yang tidak kalah bersaing
dengan di negara-negara lain.
Setelah kita amati nampak
jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang, baik pendidikan formal maupun
informal. Dan dalam hal itulah yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan
yang menghambat penyediaan SDM yang mempuyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembagunan bangsa di berbagai bidang.
Tujuan
Penulisan
1. Mendeskripsikan
ciri-ciri pendidikan di Indonesia.
2. Mendeskripsikan
kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.
3. Mendeskripsikan
hal - hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
4. Mendeskripsikan
solusi yang dapat diberikan dari permasalahan – permasalahan pendidikan di
Indonesia.
Manfaat
Penulisan
1. Bagi
kita sebagai Guru
Bisa dijadikan sebagai acuan dalam
mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang
akan datang.
2. Bagi
kita sebagai Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian
belajar dlam rangka meningkatkan prestasi diri pada khususnya, dan meningkatkan
kualitas pendidikan pada umumnya.
Ciri-ciri
Pendidikan di Indonesia
Cara
melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan
pendidikan di Indonesia. Sebab pendidikan di Indonesia yang dimaksud di sini
adalah pendidikan yang dilakukan di bumi adalah untuk kepentingan bangsa
Indonesia.
Aspek Ketuhanan sudah dikembangkan
dengan banyak cara seperti melalui pendidikan-pendidikan agama di sekolah mapun
di perguruan tinggi melalui berbagai media. Bahan-bahan yang diserap melalui
media itu akan berintegrasi dalam rohani para siswa atau mahasiswa.
Pengembangan pemikiran sebagian
besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan tinggi melalui bidang yang
mereka pelajari. Pikiran para siswa atau mahasiswa diasah melalui pemecahan
soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta
menyimpulkannya.
Kualitas Pendidikan di Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di
Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar
dan murid-muridnya. Guru-guru tentunya punya harapan terpendam yang tidak dapat
mereka sampaikan kepada siswanya.
Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang
yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana
dan akhirnya mereka masuk ke jurusan keguruan, kecuali guru-guru yang sudah
lama mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar siswa,
mereka memiliki pengalaman yang dalan mengenai pelajaran yang mereka ajarkan.
Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama
lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman
yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin
terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk yang berada di
daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang
terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja.
Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti
kebanyak siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
Penyebab
Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
Ada beberapa penyebab rendahnya
kualitas poendidikan di Indonesia secara umum, yaitu :
1. Efektifitas Pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan
dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik
(dosen, guru, instruktur dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan
keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah.
Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian ke lapangan, salah satu
penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak
tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang
jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika
kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan
tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita?
2. Efisiensi Pengajaran di Indonesia
Efesien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari
suatu tujuan dengan proses yang lebih murah. Dalam proses pendidikan akan jauh
lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa
melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita
lihat pendidikan di Indonesia, kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya
bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia
adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan,
mutu pengajaran dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiensinya proses
pendidikan di Indonesia yang juga berpengaruh dalam peningkatan SDM Indonesia
yang lebih baik.
3. Standarisasi Pendidikan di
Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, kita juga berbicara tentang standarisasi pengajaran yang kita ambil.
Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan di ambil.
Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang
dibutuhkan oleh masyarakat terus menerus berubah apalagi di dunia terbuka yaitu
di dalam dunia modern dalam era globalisasi, kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan
kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan
terhadap standar dan kompetensi, kualitas pendidikan diukur oleh standar dan
kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan
baru untuk melaksanakan standarisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan
Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).
Tinjauan terhadap standarisasi dan kompetensi untuk
meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam mengungkapkan adanya
bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh
standar kompetensi saja, sehingga kehilangan makna dan tujuan pendidikan
tersebut.
Adapun beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya
kualitas pendidikan di Indonesia secara khusus, yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya Kualitas Saran Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, masih banyak sekolah-sekolah
dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan pengunaan media
belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak
standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan
masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memilik
perpustakaan, tidak memiliki laboratorium, dll.
2. Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan,
kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan
tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan
pengabdian masyarakat.
3. Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat
rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survey FGII (Federasi Guru
Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima
gaji bulanan sebesar 3 juta rupiah. Pendapatan rata-rata guru PNS perbulan
sebesar 1,5 juta, guru bantu 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta
rata-rata 10 ribu perjam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja banyak
guru yang terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.
Dengan adanya UU Guru dan Dosen, barangkali kesejahteraan
guru dan dosen (PNS) agak lumayan. Pasal 10 UU itu sudah memberikan jaminan
kelayakan hidup. Di dalam pasal itu disebutkan guru dan dosen akan mendapat
penghasilan yang pantas dan memadai, antara lain meliputi gaji pokok, tunjangan
yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, dan tunjangan khusus serta
penghasilan lain yang berkaitan dengan tugasnya. Mereka yang diangkat pemkot/pemkab
bagi daerah khusus juga berhak atas rumah dinas.
Tapi kesenjangan kesejahteraan guru swasta dan negeri
menjadi masalah lain yang muncul. Dilingkungan pendidikan swasta, masalah
kesejahteraan masih sulit mencapai taraf ideal. Mereka tidak sanggup untuk
menyesuaikan kesejahteraan dosen dan guru sesuai dengan amanat UU Guru dan
Dosen.
4. Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan
kesejahteraan guru, pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Dalam
hal prestasi, 15 September 2004 lalu United
Nation for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi
tentang manusia secara serentak diseluruh dunia melalui laporannya yang
berjudul Human Development Report 2004.
Didalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke – 111 dari 177
negara. Apabila dibanding dengan Negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia
berada jauh dibawahnya.
5. Kurangnya Pemerataan Kesempatan
Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat
Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat
Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukkan Angka Partisipasi
Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4 % (28,3 juta siswa).
Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. APM Pendidikan di SLTP masih
rendah yaitu 54,8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini
masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan
menghambat pengembangan SDM secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan
kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan di tempat untuk mengatasi masalah
ketidakmerataan tersebut.
6. Rendahnya Relevasi Pendidikan
dengan Kebutuhan
Ketidakrelevannya pendidikan dengan kebutuhan dapat dilihat
dari banyaknya lulusan yang mengganggur. Data BAPENNAS (1996) yang dikumpulkan
sejak tahun 1990 menunjukkan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh
lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S1 sebesar 27,5 %, dan PT sebesar 36,6%.
Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya
sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup
sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian
antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang
materinya kurang fungsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika
peserta didik memasuki dunia kerja.
7. Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul
untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk
menganyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-kanak
(TK) hingga Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan
lain kecuali tidak bersekolah.
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang
menerapkan MBS (Managemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya
lebih memakai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite
Sekolah/ Dewan Pendidikan yang merupakan organ MOS selalu disyaratkan adanya
unsur pengusaha.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah atau tepatnya
tidak karus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya
membayarnya? Pemerintah yang sebenarnya berkewajiban untuk menjamin setiap
warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk
mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya pemerintah justru
ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat
dijadikan alasan bagi pemerintah untuk cuci tangan.
Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas, secara garis
besar ada dua solusi yang dapat diberikan, yaitu:
Pertama,
solusi sistemik yaitu solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia
sekarang ini diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (madzhab neoliberalisme), yang
berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam
urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka
solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal
pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru dan mahalnya
biaya pendidikan berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada, akan
sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan islam dalam atmosfer sistem ekonomi
kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan
diganti dengan sistem ekonomi islam yang menggariskan bahwa pemerintah yang
akan menanggung segala pembiayaan pendidikan.
Kedua,
solusi teknis, yaitu solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka
solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis
untuk meningkatakan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru,
misalnya disamping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi
dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya
prestasi siswa, misalnya diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan
kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana
pendidikan, dan sebagainya.
ANALISIS
Setelah kita pelajari dan amati mengenai permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia, perlu kita ketahui bahwa permasalahan-permasalahan di Indonesia merupakan hal yang harus sangat diperhatikan oleh semua elemen yang berkaitan dengan pendidikan (pemerintah, guru, peserta didik), terutama oleh guru selaku pendidik dan pembimbing yang senantiasa berhadapan langsung dengan peserta ddik, akan tetapi pemerintah juga harus memperhatikan pendidikan rakyatnya selaku orang yang berkuasa.
Oleh
karena itu, untuk mengatasi semua permasalahan yang ada perlu dilakukan
pemantauan pemerintah terhadap sistem yang saat ini diterapkan supaya
pendidikan di Indonesia dapat mengikuti pergerakan jaman yang kian kemari
semakin berkembang baik psikis maupun pola berpikir anak sebagai peserta didik tanpa mengesampingkan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 tentunya.
Kesimpulan Dari Makalah Pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan di
Indonesia memang masih sangat rendah bila dibandingkan dengan kualitas
pendidikan di negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu
efektifitas, efesiensi, dan standarisasi pendidikan yang masih kurang
dioptimalkan. Masalah-masalah lainnya yang menjadi penyebabnya yaitu rendahnya
sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya
prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi
pendidikan dengan kebutuhan, dan juga mahalnya biaya pendidikan.
Adapun solusi yang
dapat diberikan dari permasalahan diatas antara lain dengan mengubah sistem-sistem
sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas guru
serta prestasi siswa.
Saran dari Makalah Pendidikan di Indonesia
Perkembangan dunia di
era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan sistem pendidikan nasional
yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah
satu yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan oleh negara-negara
lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya
kualitas pendidikan berarti SDM yang terlahir akan semakin baik mutunya dan
akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di
dunia Internasional.