MAKALAH TINDAKAN SOSIAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan
diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang
terjadi di antara individu-individu (manusia)
kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (SOSIAL group)
yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti
semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan
kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu. Dalam kelompok
SOSIAL yang telah tersusun susunan masyarakatnya akan terjadinya sebuah
perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan. Karena perubahan
merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi
antar orang, organisasi atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial”
atau “pola nilai dan norma” serta “pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih
lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-kebudayaan” karena memang antara
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan itu
sendiri.
Cara yang paling sederhana untuk mengerti perubahan sosial
(masyarakat) dan kebudayaan itu, adalah dengan membuat rekapitulasi dari semua
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, bahkan jika ingin
mendapatkan gambaran yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan
kebudayaan itu, maka suatu hal yang paling baik dilakukan adalah mencoba
mengungkap semua kejadian yang sedang berlangsung di tengah-tengah masyarakat
itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat
dianalisa dari berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam
masyarakat itu “bergerak” (direction of change)”,
yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor yang diubah.
Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak
kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak
kepada suatu bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Kebanyakan definisi membicarakan
perubahan dalam arti yang sangat luas. Wilbert Moore misalnya, mendefinisikan
perubahan sosial sebagai “perubahan penting dari stuktur sosial” dan yang
dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku dan interaksi
sosial”. Dengan demikian dapat diartikan bahwa perubahan dalam suatu kajian untuk melihat dan
mempelajari tingkah laku masyarakat dalam kaitannya dengan perubahan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perubahan sosial?
2.
Bagaimana bentuk-bentuk perubahan
sosial ?
3.
Apa saja Aspek-aspek Perubahan Sosial ?
4.
Bagaimana tahapan transisi perubahan sosial?
5. Apa sebab-sebab
terjadinya perubahan sosial ?
6.
Bagaimana perilaku masyarakat
sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya?
C.
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian perubahan sosial
2.
Mengetahui bentuk-bentuk perubahan
sosial
3.
Mengetahui aspek-aspek perubahan sosial
4.
Menetahui tahapan transisi perubahan sosial
5. Mengetahui
terjadinya perubahan sosial
6.
Mengetahui perilaku masyarakat
sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan Sosial
Teori dan Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial secara
umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif,
sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih
bermartabat.
Pada dasarnya setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa
yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut
akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah
suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan
keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat,pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini
berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.
Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu
masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan
masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang
tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan. Juga terdapat
adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di
samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan
yang berlangsung dengan cepat.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada
umumnya menyangkut hal yang kompleks. Oleh karena itu Alvin L. Bertrand
menyatakan bahwa perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat
diterangkan oleh dan berpegang teguh pada faktor yang tunggal. Menurut Robin
Williams, bahwa pendapat dari faham diterminisme monofaktor kini sudah
ketinggalan zaman, dan ilmu sosiologi modern tidak akan menggunakai
interpretasi-interpretasi sepihak yang mengatakan bahwa perubahan itu hanya
disebabkap oleh satu faktor saja.
Jadi jelaslah, bahwa perubahan yang terjadi pada masyarakat
tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal
yang kompleks. Tentang perubahan sosial ini, beberapa sosiolog
memberikan beberapa definisi perubahan sosial yang dapat membantu kita untuk
lebih mudah memahami apa sebenarnya perubahan sosial tersebut, adalah sebagai
berikut :
Pengertian
Perubahan Sosial Menurut Ahli
- William F.Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang material maupun yang immaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial”.
- Kingsley Davis mengartikan “perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”.
- MacIver mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai perubahanperubahan dalam hubungan sosial (SOSIAL relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
- JL.Gillin dan JP.Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, idiologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat”.
- Samuel Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.f. Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat”.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah perubahan perubahan yang
terjadi pada masyarakat yang mencakup perubahan dalam aspek-aspek struktur dari
suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor lingkungan,
karena berubahnya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta berubahnya
sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
B. Bentuk-Bentuk
Perubahan Sosial
1. Perubahan yang cepat dan
perubahan yang lambat.
Perubahan
sosial yang
berlangsung dengan cepat, pada umumnya disebut dengan revolusi. Hal yang pokok
dari revolusi adalah terdapatnya perubahan yang terjadi dengan cepat,
disamping itu perubahan tersebut menyangkut dasar-dasar atau sendi-sendi pokok
dari kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi secara revolusi dapat direncanakan
terlebih dahulu ataupun tidak direncanakan.
Perubahan yang terjadi secara
revolusi, sebenarnya kecepatan berlangsungnya perubahan adalah relatif,
dikarenakan ada suatu revolusi yang berlangsung lama. Misal, Revolusi Industri
di Inggris yaitu perubahan-perubahan yang terjadi dari proses produksi tanpa
mesin, hingga proses produksi menggunakan mesin. Perubahan seperti ini dianggap
perubahan yang cepat, karena mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat,
yaitu adanya sistem hubungan antara buruh dan majikan.
Dapat dikatakan telah terjadi suatu
revolusi, bila telah memenuhi beberapa syarat yang meliputi:
a. Harus ada keinginan umum untuk mengadakan
suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap
keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan
perubahan keadaan tersebut.
b.
Adanya
seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat
tersebut.
c.
Pemimpin
mana dapat menampung keinginan-keinginan masyarakat untuk kemudian merumuskan
serta menegaskan rasa tidak puas tadi menjadi program dan arah gerakan.
d.
Pemimpin
tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat.
Artinya adalah bahwa tujuan tersebut terutama sifatnya kongkrit dan dapat
dilihat oleh masyarakat. Di samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang
abstrak, misalnya perumusan suatu ideologi tertentu.
e.
Harus
ada momentum, yaitu saat dimana segala keadaan dan faktor sudah tepat dan baik
untuk memulai suatu gerakan. Apabila momentum keliru maka revolusi dapat gagal,
contoh, Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan revolusi yang momentumnya
amat tepat.
Sedangkan perubahan-perubahan sosial yang berlangsung lama, dan
merupakan serangkaian perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, hal
ini dinamakan dengan evolusi. Perubahan yang terjadi secara lambat atau
evolusi, biasanya terjadi tanpa adanya rencana dulu. Evolusi pada umumnya terjadi
karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
kepentingan-kepentingan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang tumbuh
seiring dengan pertumbuhan masyarakat. Rangkaian perubahan-perubahan itu tidak
perlu sejalan dengan serangkaian peristiwa-peristiwa pada sejarah masyarakat
yang bersangkutan.
2. Perubahan Yang Besar dan
Perubahan Yang kecil
Perubahan sosial yang besar pada umumnya adalah
perubahan yang akan membawa pengaruh yang besar pada masyarakat. Misalnya
terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini
lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja,
sistem pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan yang lainnya.
Sedangkan perubahan sosial
yang kecil adalah perubahan-perubahan yang terjadi j pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa akibat yang
langsung pada masya-, rakat. Misalnya, perubahan bentuk potongan rambut, tidak
akan membawa pengaruhi yang berarti bagi masyarakat secara keseluruhan. Hal ini
dikarenakan tidak akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
4. Perubahan Yang Direncanakan Dan
Yang Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang direncanakan adalah, perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat, dan hal ini terjadi karena telah direncanakan terlebih dahulu
oleh pihak-pihak yang menginginkan adanya perubahan. Pihak yang menginginkan
adanya perubahan itu disebut: dengan agent
of change atau agen pembaharu. Agent
of change, adalah seorang atau sekelompok orang yang memimpin masyarakat
dalam merubah sistem sosial yang ada. Tentunya agent of change ini sudah
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin adanya suatu perubahan. Agent of change selalu mengawasi
jalannya perubahan yang dikehendaki atau direncanakan itu.
Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah terjadinya
perubahan-perubahan yang tidak direncanakan atau dikehendaki, dan terjadi
diluar pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang
tidak diharapkan masyarakat. Misalnya, terjadinya musim kemarau yang
berkepanjangan dan berakibat sulitnya mendapatkan penghasilan yang cukup hingga
membuat banyak anggota masyarakat nekat melakukan tindakan-tindakan kriminal,
hanya agar dapat memenuhi kelangsungan hidupnya.
Perubahan yang dikehendaki dapat
timbul sebagai suatu reaksi terhadap perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan
yang terjadi pada waktu sebelumnya, baik itu merupakan perubahan yang
direncanakan ataupun tidak direncanakan. Terjadinya suatu perubahan yang
direncanakan, maka perubahan berikutnya merupakan perkembangan selanjutnya,
hingga merupakan suatu proses. Tetapi, bila sebelumnya telah terjadi
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki, maka perubahan yang dikehendaki
dapat dianggap sebagai pengakuan terhadap perubahan-perubahan sebelumnya,
hingga dapat diterima oleh masyarakat luas.
C. Aspek-aspek Perubahan Sosial
Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu :
1. Perubahan Pola Pikir
Perubahan
pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap
berbagai persoalan sosial dan budaya yang ada di sekitarnya.
Contoh,
konsep pola pikir lama beranggapan bahwa pekerjaan terdiri dari sektor formal
(pegawai negri) dan sektor informal. Namun untuk pemikiran sekarang sektor
formal diartikan sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maximal.
2. Perubahan Perilaku Masyarakat.
Perubahan
perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sistem sosial, dimana
masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru.
Contoh,
pada sistem kinerja lama pengukuran kinerja hanya dilihat pada aspek output
tanpa dilihat pada aspek proses. Namun pada sistem yang baru, output dan proses
menjadi hal yang diutamakan yaitu dengan menggunakan standar sertifikasi BAN-PT
pada perguruan tinggi dan sertifikas ISO pada lembaga-lembaga umum termasuk
perguruan tinggi.
3. Perubahan Budaya Materi
Perubahan
budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh
masyarakat, seperti model pakaian, karya potografi, karya film, teknologi, dan
perubahan zaman.
D.
Tahapan Transisi Perubahan Sosial
1.
Fase Primitive
Manusia
hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam
dan sumber makanan yang tersedia serta manusia pada saat itu hidup dalam
kelompok-kelompok kecil.
2.
Fase agrokultural
Ketika
lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia, maka
pilihan budayanya adalah bercocok tanam dan memanin hasil pertanian itu serta
berburu.
3.
Fase tradisional
Masyarakat
mulai menetap di suatu tempat yang dianggap strategis seperti di pinggir
sungai, di pantai, di lereng bukit, dan didataran rendah. Pada fase ini sudah
mulai mengenal kata “desa”.
4.
Fase transisi
Kehidupan
desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan sudah mulai tidak ditemukan lagi.
Penggunaan media informasi sudah mulai meratapola pikir masyarakat masih
tradisional, namun perilaku masyarakat sudah terlihat individualis.
5.
Fase modern
Kehidupan
masyarakat sudah cosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol,
profesionalisme di segala bidang, sekularisme menjadi sangat dominan daalam
segi religi dan kontrol sosial masyarakat serta sistem kekerabatan mulai
diabaikan.
6.
Fase postmodern
Masyarakat
memiliki kelebihan-kelebihan tertentu dalam menciptakan pola sikap dan perilaku
serta pandangan terhadap diri dan lingkungan sosial. Sifat-sifat yang menonjol
dalam masyarakat postmodern adalah :
a. Memiliki
pola hidup nomaden (berpindah-pindah), biasanya karena kesibukan masyarakat
dalam usaha bisnis sehingga mereka memiliki rumah dimana-mana.
b. Hidup
yang demkratis dan ekspresi dari kebebasan pribadi orang-orang cosmopolitan.
c. Lebih
suka menghargai privasi.
d. Cendrung
melakukan gerakan back to nature.
E. Sebab-Sebab Terjadinya Perubahan Sosial
Perubahan sosial dan kebudayaan di masyarakat dapat terjadi
karena adanya sebab-sebab yang berasal dari masyarakat sendiri atau yang
berasal dari luar masyarakat.
a . Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab
Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari
dalam masyarakat (sebab intern)
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).
3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Revolusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Marxis. Revolusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga.
b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab
Ekstern)
Perubahan sosial dan kebudayaan juga
dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat
(sebab ekstern). Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang
memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah
kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru,
maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang
baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan
pada struktur dan pola kelembagaannya.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser atau diganti oleh unsur-unsur kebudayaan baru tersebut.
F. Perilaku
Masyarakat sebagai Akibat Adanya Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya akan
mengubah adat, kebiasaan, cara pandang, bahkan ideologi suatu masyarakat. Telah
dijelaskan di depan bahwa perubahan sosial budaya dapat mengarah pada hal-hal
positif (kemajuan) dan hal-hal negatif (kemunduran). Hal ini tentu saja
memengaruhi pola dan perilaku masyarakatnya. Berikut ini hal-hal positif atau
bentuk kemajuan akibat adanya perubahan sosial budaya. .
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan
1. Memunculkan ide-ide budaya baru yang sesuai dengan perkembangan
zaman.
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas
2. Membentuk pola pikir masyarakat yang lebih ilmiah dan rasional.
3. Terciptanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu aktivitas
manusia.
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan
4. Munculnya tatanan kehidupan masyarakat baru yang lebih modern dan
ideal.
Berikut ini hal-hal negatif atau
bentuk kemunduran akibat adanya perubahan sosial budaya.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
1. Tergesernya bentuk-bentuk budaya nasional oleh budaya asing yang terkadang tidak sesuai dengan kaidah budaya-budaya nasional.
2. Adanya beberapa kelompok masyarakat yang mengalami ketertinggalan kemajuan budaya dan kemajuan zaman, baik dari sisi pola pikir ataupun dari sisi pola kehidupannya (cultural lag atau kesenjangan budaya).
3. Munculnya bentuk-bentuk penyimpangan sosial baru yang makin kompleks.
4. Lunturnya kaidah-kaidah atau norma budaya lama, misalnya lunturnya kesadaran bergotong-royong di dalam kehidupan masyarakat kota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apapun
bentuk perubahan sosial budaya akan menghasilkan suatu bentuk, pola, dan
kondisi kehidupan masyarakat yang baru. Sebagai mahasaiswa tentu harus bisa
menentukan sikap terhadap dampak perubahan sosial budaya yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Sikap apriori yang berlebihan tentu saja tidak
perlu kalian kedepankan, mengingat sikap tersebut merupakan salah satu penyebab
terhambatnya proses perubahan sosial budaya yang berujung pada terhambatnya
proses perkembangan masyarakat dan modernisasi. Demikian juga dengan sikap
menerima setiap perubahan tanpa terkecuali. Sikap tersebut cenderung akan
membuat kita meniru (imitasi) terhadap setiap perubahan sosial budaya yang
terjadi, meskipun perubahan tersebut mengarah pada perubahan yang bersifat
negatif. Kalian diharapkan mampu memiliki dan mengembangkan sikap kritis
terhadap proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat.
Perubahan
sosial budaya yang bersifat positif dapat kita terima untuk memperkaya khazanah
kebudayaan bangsa kita, sebaliknya perubahan sosial budaya yang bersifat
negatif harus kita saring dan kita cegah perkembangannya dalam kehidupan
masyarakat kita. Dalam pelaksanaannya, kalian harus mampu mengikuti
perkembangan zaman dengan memperluas pengetahuan dan teknologi yang semakin
berkembang. Namun di sisi lain, nilai-nilai dan norma kehidupan bangsa yang
luhur harus dapat terus kalian jaga dan lestarikan.
B. Saran
Perubahan sosial mau tidak mau akan
terjadi dan selalu terjadi. Perubahan yang positif akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketentraman, sebaliknya perubahan yang negatif akan berakibat
pada kesengsaraan. Oleh karena itu agar kita memperoleh kebahagiaan hendaknya
bisa mampu menyikapi perubahan sosial ke arah yang positif.