Pengertian
Pedagogik
Pengertian Pedagogik dalam arti luas dapat di Katakan Seorang guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik di sekolah perlu memiliki seperangkat ilmu tentang bagaimana
ia harus mendidik anak. Guru bukan hanya sekedar terampil dalam menyampaikan
bahan ajar, namun disamping itu ia juga harus mampu mengembangkan pribadi anak,
mengembangkan watak anak, dan mengembangkan serta mempertajam hati nurani anak.
Pedagogik merupakan ilmu yang mengkaji bagaimana membimbing anak, bagaimana
sebaiknya pendidik berhadapan dengan anak didik.
1.
Pendidikan
dalam arti khusus
Pedagogik sebagai mata kuliah yang
diberikan di UPI merupakan kajian pendidikan, berasal dari kata Yunani
“Paedos”, yang berarti anak laki – laki dan “agogos” artinya mengantar,
membimbing, jadi Pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki – laki pada
Jaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah.
Kemudian secara khiasan pedagogic ialah seorang ahli yang membimbing anak kea
rah tujuan hidup tertentu. Menurut Prof.
Dr.J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah
membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu agar kelak “mampu secara mandiri
menyelesaikan tugas hidupnya”. Jadi Pedagogik adalah ilmu Pendidikan Anak.
2.
Pendidikan
dalam arti luas
Pendidikan dalam arti luas merupakan
usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung
sepanjang hayat. Menurut Henderson,
pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai
hasilinteraksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik,
berlangsung sepanjang hayat sejak manusia lahir. Dalam GBHN tahun 1973
dikemukakan pengertian pendidikan, bahwa “Pendidikan pada hakekatnya merupakan
suatu usaha yang di sadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan
manusia di dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur
hidup.
Dalam undang – undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Katakan bahwa : Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Dari pengertian pendidikan di atas
(dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan
dilaksanakan :
Pertama, Bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup. Usaha pendidik sudah dimulai sejak manusia lahir dari kandungan ibunya, sampai tutup usia, sepanjang ia mampu untuk menerima pengaruh dan dapat mengembangkan dirinya.
Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia : tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat, dan tanggung jawab pemerintah. Pemerintah tidak boleh memonopoli segalanya, pemerintah berusaha semaksimal mungkin agar pendidikan mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia seluruhnya. Henderson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia.
Andragogi adalah suatu model proses
pembelajaran peserta didik (warga belajar) dewasa. Andragogi disebut juga
sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam kegiatan belajar. Proses
pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran
melibatkan warga belajar. Keterlibatan diri warga belajar adalah kunci
keberhasilan pendidikan orang dewasa. Untuk itu sumber belajar hendaknya mampu
membantu warga belajar untuk :
a. Mengidentifikasikan
kebutuhan
b. Merumuskan
tujuan belajar
c. Ikut
serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman
belajar
d. Ikut
serta dalam mengevaluasi kegiatan belajar
3.
Mendidik,
mengajar, dan melatih
Pendidikan pada hakekatnya mengandung
tiga unsur, yaitu mendidik, mengajar, da melatih. Ketiga istilah tersebut
memiliki pengertian berbeda.
Mengurus anak dapat di artikan mengurus
segala kebutuhan hidup anak, seperti memberi makan dan pakaian, mengurus
kesehatannya, setiap hari dimandikannya, jika sakit di rawat dan sebagainya.
Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu dan manfaat
bagi perkembangan kemampuan berfikirnya. Disebut juga intelektual. Intelektual
anak adalah kemampuan anakberfikir dalam berbagai bidang kehidupan.
Proses belajar yang menyangkut intelek
atau pikiran, hanya dapat diterapkan pada anak manusia. Ini berarti bahwa
proses latihan berada dalam taraf kegiatan yang lebih “rendah” dari proses
mendidik. Latihan hanya menyangkut segi jasmani – rohaninya, atau dengan
istilah teknis, menyangkut segi psikomotoris kepribadian.
Tujuan dari tiga jenis kegiatan itu juga
berbeda. Mendidik ingin mencapai kepribadian yang terpadu, yang terintegrasi,
yang sering dirumuskan untuk mencapai kepribadian yang dewasa. Tujuan
pengajaran yang menggarap kehidupan intelek anak ialah supaya anak kelak
sebagai orang dewasa memiliki kemampuan berfikir seperti yang diharapkan bagi
orang dewasa secara ideal, yaitu diantaranya mempu berpikir abstrak logis,
obyektif, kritis, sistematis analisis, sintetis, integrative, dan inofatif.
Tujuan latihan ialah untuk memperoleh
keterampilan tentang sesuatu. Keterampilan adalah sesuatu perbuatan yang
berlangsung secara mekanis, yang mempermudah kehidupan sehari – hari dan dapat
pula membantu proses belajar seperti kemampuan berhitung, membaca,
mempergunakan bahasa dsb.
B.
Pentingnya
Pendidikan
1.
Manusia
memerlukan bantuan
Jika kita bandingkan anak manusia dengan
anak hewan, misalnya anak ayam, kita perhatikan hal – hal sebagai berikut.
Anak manusia yang baru lahir sebagai bayi sangat memerlukan bantuan dari ibunya. Jika ia lapar, ia menangis, datanglah sang ibu untuk menolongnya , dengan memberinya air susu dengan cara menetek. Jika ia kedinginan, ia menangis, datanglah sang ibu dengan penuh kasih saying mendekapnya dengan penuh kaih saying dan memberinya tutup selimut untuk melindunginya terhadap hawa yang dingin. Tetapi anak bayi yang telah mulai dapat berjalan, masih pula memerlukan pengurusan dari ibu, dimandikan diberikannya makanan yang bergizi, diberinya pakaian yang bersih. Jika anak tersebut berusia 5 tahun dimasukannya ke TK dan pada usia 6 tahun ia harus bersekolah entah sampai berapa tahun lamanya. Akhirnya baru bila ia dapat bekerja dan berdiri sendiri ia berhenti disuruh sekolah oleh orang tuanya, kadang – kadang baru umur 25 tahun berhenti sekolah. Jelas bahwa anak manusia memerlukan waktu yang lama untuk berdiri sendiri.
Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Sejak lahiranak sebagai individu di asuh dan
di didik oleh orang tuanya. Ia belajar dari ibunya bagaimana mengembangkan
kemampuannya.
Manusia tidak saja hidup sebagai
individu yang mempunyai kebebaan dan hak – haknya sebagai individu, namun
manusia hidup pula dalam ikatan kerja sama dengan sesame manusia, yang disebut
dengan kehidupan bermasyarakat. Kelompok kehidupan bermasyarakat banyak sekali
ragamnya dan ruang lingkupnya, besar dan
kecil. Kelompok – kelompok tersebut juga mengalami pendidikan sebagai kelompok,
seperti dalam kelas, dalam ikatan suatu sekolah, dalam ikatan suatu studi,
kelompok yang berkumpul di masjid untuk bersembahyang bersama serta
mendengarkan khotbah. Suatu kelompok yang sifatnya abstrak seperti kelompok
pembaca harian tertentu juga mengalami pengaruh yang banyak mengandung unsur –
unsur positif dan kontruktif yang sifatnya pendidikan pula.
Dari uraian di atas jelas, bahawa
masyarakatpun sebagai kolektifitas mengalami pendidikan. Jika kelompok –
kelompok itu tidak di didik, masyarakat akan mengalami perkembangan yang
terhambat, tidak dapat maju, dan akan tinggal sebagai masyarakat yang feudal
tradisional.
2.
Pendidikan
dalam Praktek
Pendidikan dalam pelaksanaannya
berbentuk pergaulan antara pendidik dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan
yang tertuju kepada tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahami nilai –
nilai, norma – norma susila dan sekaligus mampu berperilaku sesuai dengan nilai
– nilai norma – norma tersebut.
Pendidikan fungsinya mendidik, dan
bimbingan itu akan mempengaruhi anak didik kearah yang sesuai dengan tujuan
yang telah di tentukannya, yaitu untuk mencapai kedewasaan. Proses mempengaruhi
adalah proses psiko – social yang berlangsung antara individu yang satu dengan
individu yang lain, karena manusia adalah makhluk sosial.
Dalam observasi mengenai pergaulan
antara manusia kita temukan ada gejala seperasaan, jika anak sakit ibu
merasakan juga keadaan anak yang sakit, pada ibu timbul rasa kasih saying.
Gejala yang berhubungan perasaan individu yang satu dengan individu yang lain
disebut oleh Max Scheler simpati, yang secara etimologis terdiri atas dua
kata yaitu “sim” sama atau “bersama”. Pati (dari yunani “pathos” yang berarti
perasaan, penderitaan).
Mendidik sebagai proses terdapat dalam
pergaulan antar pendidik dan anak didik. Kedua oknum atau individu terlibat
dalam suatu hubungan sosial yang dinamis yang sifatnya pengaruh mempengaruhi
secara timbale balik dan saling mengikat. Hasil pendidikan saja bergantung
kepada pendidik, melainkan juga bergantung kepada kondisi dan situasi anak
didik sendiri. Bila anak didik tidak mengadakan respons atau reaksi yang
positif, aktif, komunikatif,dan koopertatif, usaha pendidik tidak akan banyak
hasilnya. Jika anak mogok sang pendidik juga dapat bersikap kurang gairah, atau
ia dapat bereaksi negative.Tapi sebaliknya, bagaimana anak mengadakan reaksi
sngat bergantung kepada sikap pendidiknya. Sikap yang negative , acuh tak acuh,
sikap dingin, angkuh, tertutup, membuat anak sukar mengadakan sikap yang
terbuka, bergairah, komunikatif dan kopertif.
Sebaiknya pendidik dalam segala hal
mempunyai sikap yang positif, hangat, peramah, akrab, terbuka dan menghargai
terhadap anak didik. Sangat mungkin anak akan lebih mudah dibimbing dalam
proses perkembangan.
Dalam proses pendidikan untuk mencapai
tujuan tersebut, terdapat upaya apa yang disebut “upaya pendidikan”, yaitu
usaha – usaha tertentu terhadap generasi muda. Dengan demikian terjadilah di
dalam masyarakat suatu perubahan kebudayaan (cultural change”. Dengan
pendidikan atau dengan proses perkembangan masyarakat, kita akan menemukan
suatu perubahan dalam cara dan kwalitas kehidupan.
Pendidikan
pula dapat di artikan pengembangan individu-individu aau kelompok – kelompok
kehidupan atau masyarakat besar atau kecil.
Dalam hal ini pendidikan diartikan
sebagai penyampaian nilai – nilai kebudayaan kepada generasi muda. Dalam konsep
“penyampaian nilai – nilai kebudayaan”, tersimpul arti bahwa manusia di anggap
sebagai wadah yang dipakai oleh pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi
“Upaya pendidikan” ialah suatu kegiatan atau situasi yang diadakan oleh
pendidik secara sengaja “sadar” untuk mencapai suatu tujuan
C.
Ilmu
Pendidikan sebagai Teori
1.
Pentingnya
Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang
hanya dapat dilakukan oleh manusia, memiliki lapangan yang sangat luas. Ruang
lingkup lapangan pendidikan mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia
tentang pendidikan.
Antara teori dan praktek pendidikan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan, memiliki hubungan komplementer (saling
melengkapi), saling mengisi satu sama lainnya. Seperti misalnya pelaksanaan –
pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat
dapat dijadikam sumber dalam menyusun teori pendidikan.
Teori pendidikan (dalam hal ini
Pedagogik), perlu dipelajari secara akademik (secara ilmiah di perguruan
tinggi), Khususnya di Lembaga Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mempersiapkan
lulusanna untuk menjadi pendidik baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Ilmu pendidikansebagai teori perlu
dipelajari karena akan member beberapa manfaat :
a. Dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan di
capai
b. Untuk
menghindari atau sekurang – kurangnya mengurangi kesalahan – kesalahan dalam
praktek, karena dengan memahami teori pendidikan, seorang akan mengetahui mana
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, walaupun teori tersebut bukan suatu resep
yang jitu.
c. Dapat
dijadikan sebagai tolak ukur, sampao dimana seseorang telah berhasil
melaksanakan telah melaksamakan tugas dalam pendidikan.
Perbuatan mendidik bukanlah perbuatan
sembarangan, karena menyangkut kehidupan dan nasib anak manusia untuk kehidupan
selanjutnya, yaitu manusia sebagai makhluk yang bermartabat dengan hak – hak
azasinya. Itulah sebabnya, melaksanakan pendidikan merupakan tugas moril yang
tidak ringan. Ini berarti,bahwa mebuat kesalahan dalam mendidik anak, walaupun
tidak disengaja, dan walaupun kecil, tidak dapat kita anggap enteng. Itikad
baik pendidik dalam menunaikan tugasnya selalu berusaha untuk mengurangi
kesalahan – kesalahan atau membatasi
kesalahan – kesalahan semaksimal mungkin.
Prof.
Sikun Pribadi (1984) mengemukakan tiga golongan kesalahan dalam melaksanakan
pendidikan yaitu :
a. Kesalahan
– kesalahan teknis, artinya kesalahan yang disebabkan oleh kekurangan
keterampilan atau kesalaan dalam cara menerapkan pengertian atau prinsip –
prinsip tertentu.
b. Kesalahan
– kesalahan yang bersumber pada striktur kepribadian perilaku pendidik sendiri.
c. Kesalahan
– kesalahan yang sifatnya konseptual, artinya karena pendidikan kurang
mendalami masalah – masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya
mempunyai akibat – akibat yang tak dapat di benarkan.
2.
Pendidikan
dalam Ruang lingkup Mikro dan Makro
Pendidikan dalam ruang lingkup mikro
artinya mengkaji pendidikan yang dilaksanakan skala kecil, dan pendidikan dalam
ruang lingkup makro kita mengkaji pendidikan yang dilaksanakan dalam skala
besar. Seperti telah dikemukakan di muka bahwa lapangan pendidikan merupakan
wilayah yang sangat luas menyangkut pengalaman dan pemikiran manusia dalam
pendidikan.
Disamping kita mengkaji pendidikan dalam
sekala luas, kita bisa mempelajari pendidikan dalam skala kecil, misalnya
pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah(misalnya kita hanya terfokus
mengkaji pendidikan di SD atau SMP saja), hal tersebut merupakan suatu kajian
pendidikan dalam skala mikro (kecil)
Pengelompokam kajian pendidikan secara mikro dan makro tersebut dapat dilihat dari 2 segi, yaitu
Pengelompokam kajian pendidikan secara mikro dan makro tersebut dapat dilihat dari 2 segi, yaitu
·
Manusia Sebagai Individu dan sebagai
Anggota Masyarakat
·
Tanggung Jawab Pendidikan