Makalah tradisi islam nusantara
MAKALAH TENTANNG TRADISI ISLAM NUSANTARA
KATA
PENGANTAR MAKALAH
Puji dan Syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami membahas mengenai Tradisi Islam Nusantara.
Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa
tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam,
sedekah, sekaten. Setiap daerah dimana Islam masuk sudah terdapat tradisi
masing-masing. Ada yang merupakan pengaruh Hindu dan Budha adapula tradisi asli
yang sudah turun temurun. Seperti halnya di Sumatera, di daerah lainpun para
muballigh memilih mempertahankannya namun dengan meberikan warna Islam.
B. Permasalahan
Apa tradisi Islam di nusantara?
C. Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
sejarah tradisi islam di Indonesia.
2. Menambah
wawasan.
3. Memenuhi
tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tradisi
Tradisi
islam di nusantara adalah sesuatu yang menggambarkan tradisi islam dari
berbagai daerah di indonesia yang melambangkan kebudayaan islam dari daerah
tersebut.
B. Tradisi dan seni bernuansa islam di nusantara
Setiap
daerah dimana islam masuk sudah terdapat masing-masing. Ada yang merupakan
pengaruh hindu dan budha adapun tradisi asli yang sudah turun temurun. Seperti
halnya di Sumatera, di daerah lainpun para mubaligh memulai memilih
mempertahnkannya namun memberikan warna islam.
Berikut
ini beberapa tradisi Islam yang ada di Indonesia:
1. Ziarah
Ziarah
adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan
tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan
ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah
membaca Al Quran atau kalimat syahadat dan berdoa.
2. Tahlilan
Tahlilan
adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca
surat Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti
kalimat-kalimat tahlil (laailaaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih
(subhanallah). Biasanya diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT
(tasyakuran) dan mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia pada hari ke 3,
7, 40, 100, 1000 dan khaul (tahunan).
Tradisi
ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri, selamatan
dan sesaji. Dalam agama islam tradisi ini tidak dapat dibenarkan karena
mengandung unsur kemusyrikan. Dalam tahlilan sesaji digantikan dengan berkat
atau laut pauk yang bisa dibawa pulang oleh para peserta. Ulama yang mengubah
tradisi ini adalah Sunan Kalijaga dengan maksud agar orang yang baru masuk
Islam tidak terkejut karena harus meninggalkan tradisi mereka, sehingga mereka
kembali ke agamanya.
3. Sekaten
Sekaten
adalah upacara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan
Keraton Yogyakarta atau Maulud. Selain untuk Maulud sekaten diselenggarakan
pula pada bulan Besar (Dzulhijjah). Pada perayaan ini gamelan Sekati diarak
dari keraton ke halaman masjid Agung Yogya dan dibunyikan siang-malam
sejak seminggu sebelum 12 Rabiul Awwal. Tradisi ini dipelopori oleh Sunan
Bonang. Syair lagu berisi pesan tauhid dan setiap bait lagu diselingi
pengucapan dua kalimat syahadat atau syahadatain, kemudian menjadi
sekaten. Syair lagu berisi pesan tauhid dan setiap bait lagu diselingi
pengucapan dua kalimat sahadat atau syahadatain, kemudian menjadi sekaten.
Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur,
dan Cirebon.
4. Grebeg
Maulud
Grebek
Maulud merupakan bagian dari rangkaian acara Grebeg Keraton yang rutin diadakan
pada setiap tahunnya. Grebeg Keraton sendiri merupakan upacara adat di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang diadakan sebagai kewajiban sultan untuk menyebarkan
serta melindungi agama Islam. Nama grebeg berasal dari peristiwa miyos atau
keluarnya dari dalam istana bersama keluarga dan kerabatnya untuk memberikan
gunungan kepada rakyatnya. Pada malam tanggal 11 Rabiul Awwal ini Sri
Sultan beserta pembesar kraton Yogyakarta hadir di masjid Agung. Dilanjutkan
pembacaan pembacaan riwayat Nabi dan ceramah agama.
5. Takbiran
Takbir
adalah seruan atau ucapan Allahu Akbar 'Allah Mahabesar': menjelang Idhul Fitri
dan Idhul Adha. Takbiran dilakukan pada malam 1 Syawal (Idul Fitri) dengan
mengucapkan takbir bersama -sama di masjid/mushalla ataupun berkeliling kampung
(takbir keliling).
6. Muludan
Muludan
adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dilakukan dengan mengadakan
Muludan. Peringatan ini dipelopori oleh Sultan Muhammad Al Fatih untuk
membangkitkan semangat pasukan Muslim pada perang Salib. Peringatan maulid Nabi
sebenarnya tidak diperintahkan oleh Nabi melainkan budaya agama semata. Di
Indonesia peringatan ini dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari
Presiden sampai rakyat di desa. Kegiatan ini diisi dengan pembacaan riwayat
Nabi (Barzanji) maupun kegiatan lainnya seperti perlombaan.
7. Tabut/Tabuik
Dilaksanakan
pada hari Asyura (10 Muharram) untuk memperingati pembantaian Hasan dan Husain
bin Ali bin Abi Thalib (cucu Rasulullah) oleh pasukan Yazid bin Muawiyah di
Karbela. Dilakukan dengan mengarak usungan berwarna-warni (tabut) di pinggir
pantai kemudian dibuang ke laut lepas. Pengarakan biasanya dilaksanakan setelah
terlaksananya acara lainnya dengan menghidangkan beraneka macam hidangan
makanan. Upacara ini dilaksanakan secara turun temurun di daerah Pariaman
(Sumatera Barat) dan Bengkulu.
8. Adat
Basandi Syara
Syara
Basandi Kitabullah, Masyarakat Minangkabau dikenal kuat dalam menjalankan
agama Islam, sehingga adat mereka dipautkan dengan sendi Islam yaitu Al Quran
(Kitabullah). Adat Minangkabau kental dengan nuansa Islam sehingga melahirkan
semboyan adat basandi syara, syara basandi Kitabullah (Adat bersendikan syara
dan syara bersendikan Kitab Allah).
9. Seni
Tradisi Genjring
Seni
tradisi disini banyak ditemukan di daerah Purwokerto, dan Banyumas pada
umumnya. Di kalangan masyarakat Banyumas, kesenian ini tradisi ini lebih banyak
ynag berbasisi di mesjid. Pada masa lalu, kesenian ini cukup efektif untuk
melakukan pembinaan generasi muda, karena hampir setiap malam anak-anak muda
bertemu di mesjid. Namun saat ini kesenian ini sedikit demi sedikit mulai
ditinggalkan kaum muda, sehingga jumlahnya didominasi kaum tua (50 tahunan).
Dalam seni
tradisi islam ini, syiiran shalawat dilantunkan secara rampak dengan diiringi
tabuhan rebana, tanpa tarian. Oleh masyarakat lokal, tabuhan rebana ini disebut
genjring hal ini mungkin dimaksudkan untuk mendekati bunyi rebana yang mirip
bunyi “jring”, orang bilang “ genringan”. Seperti halnya kesenian islam lain
yang memberikan puji-pujian bagi Nabi Muhammad SAW.
Kesenian
ini di msayarakat Banyumas seringkali digunakan untuk mengarak sunatan. Dalam
prosesi ini, gengring dilakukan sambil jalan beberapa ratus meter menyambut
datangnya pengantin sunatan yang datang dari tempat disunat tersebut. Si anak
dinaikkan di becak yang telah dihias, yang kemudian dibelakangnya diikuti para
pemain genjring. Menurut keterangan masyarakat Purwokerto dan Banyumas hal ini
dimaksudkan selain untuk mnambah kemeriahan pesta, mengurangi rasa sakit pada
si anak (karena keramaian tertuju pada keramaian), juga dimaksudkan dengan
adanya hikmah dari pembacaan sholawat tersebut.
Kesenian
ini biasanya dimainkan antara 12 sampai 30 orang. Penabuh terbang bisa
bergantian dan nyanyian dilakukan secara serempak dengan menggunakan bahasa
arab.
10. Kesenian
singiran
Kesenian
ini sangat jarang ditemui karena semakin punah, seiring kemajuan jaman,
meninggalnya para pelakunya, dan sengaja di counter kelompok tertentu (islam
modern) karena dianggap ada penyimpangan dari islam. Kesenia singiran merupakan
salah satu bagian integral dari ekspresi seni tardisi umat islam. Kesenian ini
berkembang seiring dengan tradisi memperingati seribu hari kematian salah satu
warga. Jika dilihat dari isinya, seni tradisi ini berisikan nasihat-nasihat
bagi si mayat dan nasehat kebaikan bagi anak cucu yang masih hidup untuk selalu
mendoakan orang tua mereka. Kelompok kesenian ditemukan salah satunya di
daerah Tamantirto, Kasihan,Bantul,DIY. Kelompok ini menamakan keseniannya
sebagai “singir ndajaratan” yang artinya “tembang kematian”. Selain menarasikan
nasehat-nasehat kebaikan kesenian ini jud=ga dapat dimaksudkan sebagai upaya
untuk mendoakan para leluhur melalui pembacaan narasi syiiran. Kesenian semakin
digerus oleh persperktif islam modenis dan banyak digantikan dengan tahlil dan
yasianan. Kesenian ini tidak menggunakan alat musik, namum diiringi tahlil
bersma sepanjang pembacaan singir-singirnya. Sedangkan irama atau langgam
singir digunakan langgam-langgam macapat. Secara garis besar kesenian ini
diawali pembacaan tahlil, kemudian bacaan singir secara bergantian, dan
kemudian pembacaan sholawat (srokal) serta diakhiri doa.
11. Sholawat
Jawi
Kesenian
sholawat ditemuka di daerah Pleret, Bantul, dan beberapa juga sudah menyebar di
sekitar kecamatan Pleret, atau bahkan di sekitar Kabupaten Bantul. Kesenian ini
merupakan salah satu bentuk ketegasan jawanisasi kesenian islam. Kesenian yang
berkembang seiring dengan tradisi peringatan maulid nabi ini mengartikulasikan
syair atau syiiran shalawat kepada nabi Muhammad dengan medium bahasa jawa,
bahakan juga dengan melodi-melodi jawa.
Kyai soleh
yang menyebabkan tembang-tembang berbahasa jawa yang sampai saat ini tulisannya
menjadi pedoman para pelaku seni sholawat jawi, meskipun beliau sudah lama
meninggal.
12. Isra’
mi’raj Rasulullah saw.
a. Isra’
(Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Asqha)
Sepanjang
perjalanan itu Rasulullah ditemani oleh Jibril as dan Israfil as. Tiba di
tempat-tempat tertentu, Rasulullah diarahkan oleh Jibril supaya berhenti dan
bersembahyang dua rakaat. Secara etimologis, isra’ berarti berjalan pada waktu
malam atau membawa berjalan pada waktu malam. Dalam kajian sejarah islam isra’
berarti perjalanan pribadi Nabi Muhammad saw. pada malam hari dalam waktu yang
amat singkat dari masjidil Haram di makkah ke masjidil aqsha di Yerussalem.
Tempat-tempat berkenaan adalah Madyan dan Tursian, yaitu tempat nabi Musa a.s.
berbicara dengan Allah; Baitul-Laham (tempat Nabi Isa a.s. dilahirkan).
Dalam
perjalanan tersebut juga baginda Rasulullah saw. dapat menyaksikan
peristiwa-peristiwa simbolik yang amat ajaib, diantaranya:
1) Kaum yang
sedang bertanam dan terus menuai hasil tanaman mereka. Apabila dituai, hasil
yang baru keluar semula seolah-olah belum lagi dituai. Hal ini berlaku berulang
–ulang. Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah kaum yang berjihad
fisabilillah yang digandakan pahala kebajikan sebanyak 700 kali ganda bahakan
sehingga gandaan yang lebih banyak.
2) Tempat
yang berbau harum. Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah bau kubur
Masyitah (tukang sisir rambut anak Fir’aun ) bersama suami dan anak-anknya
(termasuk bayi yang dapat bercakap untuk menguatkan iman ibunya) yang dibunuh
Fir’aun karena tetap teguh beriman kepada Allah ( tak mau mengakui Fir’aun
sebagai tuhan).
3) Sekumpulan
orang yang sedang memecahkan kepala mereka. Setiap kali dipecahkan, kepala
mereka sembuh kembali, lalu dipecahkan pula. Demikian dilakukan berkali-kali.
Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah orang-orang yang berat kepala
mereka untuk bersujud (sembahyang).
4) Sekumpulan
orang yang hanya menutup kemaluan mereka dengan miecebis kain. Mereka dihalau
seperti binatang ternak. Mereka makan bara api dan batu neraka jahannam.
Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah orang-orang yang tidak
mengeluarkan zakat harta mereka.
5) Satu kaum,
lelaki dan perempuan, yang memakan daging mentah yang busuk sedangkan daging
masak ada disisi mereka. Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah lelaki
dan perempuan yang melakukan zina sedangkan lelaki dan perempuan tersebut
masing-masing sudah mempunyai istri/suami.
6) Lelaki
yang berenag dalam sungai darah dan dilontarkan batu. Rasulullah saw.
diberitahu oleh jibril : itulah orang yang makan riba.
7) lelaki
yang menghimpun seberkas kayu dan dia tidak terdaya memikulnya, tapi ditambah
lagi kayu yang lain. Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah orang yang
tak dapat menunaikan amanah tetapi masih menerima amanah yang lain.
8) Satu kaum
yang sedang menggunting lidah dan bibir mereka dengan penggunting besi berkali-kali.
Setiap kali digunting, lidah dan bibir mereka kembali seperti biasa. Rasulullah
saw. diberitahu oleh jibril : itulah orang-orang yang membuat fitnah dan
mengatakan sesuatu yang dia sendiri tidak melakukannya.
9) Kaum yang
mencakar muka dan dada mereka dengan kuku tembaga mereka. Rasulullah saw.
diberitahu oleh jibril : itulah orang yang memaka daging manusia dan
menjatuhkan martabat orang.
10) Seekor
lembu jantan yang besar keluar dari lubang yang sempit. Tak dapat dimasukinya
semula lubang itu Rasulullah saw. diberitahu oleh jibril : itulah orang yang
bercakap besar. Kemudian menyesal, tapi sudah terlambat.
11) Seorang
perempuan dengan dulang yang penuh dengan berbagai perhiasan. Rasulullah tidak
memperdulikannya. Kata jibril : itulah dunia. Jika Rasulullah memberi perhatian
kepadanya, niscaya umat islam akan mengutamakan dunia daripada akhirat.
12) Seorang
perempuan duduk di tengah jalan dan menyuruh Rasulullah berhenti. Rasulullah
saw. tidak menghiraukannya. Kata jibril : itulahorang yang menyia – nyiakan umurnya
sampai tua.
13) Tiba di
masjid Al-Aqsha, Rasulullah saw. turun dari buraq. Kemudian masuk ke dalam
masjid dan mengimami sembahyang dua rakaat dengan seluruh anbia’ dan mursalin
menjadi ma’mum.
14) Rasulullah
terasa dahaga, lalu dibawa jibril dua bejana yang berisi arak dan susu.
Rasulullah memilih susu lalu diminumnya. Kata jibril : Baginda membuat pilihan
yang betul. Jika arak dipilih, niscaya ramai umat baginda akan menjadi sesat.
b. Mi’raj
(naik ke Sidratul Muntaha)
Adapun
kata mi’raj artinya adalah tangga sebagai alat untuk naik atau semacam alat
untuk naik dari bawah ke atas, menurut istilah dalam islam mi’raj adalah
perjalanan pribadi nabi muhammad saw. naik dari alam bawah (bumi) ke alam atas
(langit), sampai ke langit ke tujuh dan sidratul muntaha.
Didatangkan
mi’raj yang indah dari syurga. Rasulullah saw. dan Jibril as. Naik ke atas
tangga pertama lalu terangkat ke pintu langit dunia (pintu Hafzhah).
Langit
pertama:
Rasulullah
saw. dan jibril as. Naik ke langit pertama, lalu berjumba dengan Nabi Adm as.
Kemudian dapat melihat orang-orang yang makan riba dan harta anak yatim dan
melihat orang berzina yang rupa dan kelakuan mereka sangat huduh dan buruk.
Langit
kedua:
Rasulullah
saw dan jibril naik tangga langit kedua, lalu masuk dan bertemu dengan Nabi Isa
as dan nabi Yahya as.
Langit
ketiga:
Naik
langit ketiga. Bertemu dengan Nabi Yusuf as.
Langit
keempat:
Naik
tangga langit keempat. Bertemu dengan nabi Idris as.
Langit
kelima:
Naik
tangga langit kelima. Bertemu dengan nabi Harun as. yang dikelilingi oleh
kaumnya Bani Israil.
Langit
keenam:
Naik
tangga langit keenam. Bertemu dengan nabi-nabi. Seterusnya dengan nabi Musa as Rasulullah
mengangkat kepala (disuruh oleh Jibril) lalu dapat melihat umat baginda sendiri
yang ramai, termasuk 70.000 orang yang masuk surga tanpa hisab.
Langit
ketujuh:
Naik
tangga langit ke tujuh dan masuk langit ketujuh lalu ketemu dengan nabi Ibrahim
Kholilullah yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur dihadapi oleh beberapa
kaumnya.
Setelah
beberapa melihat peristiwa lain yang ajaib, Rasulullah dan Jibril masuk ke
dalam Baitul Makmur dan salat.
Tangga
kedelapan:
Di senilah
yang disebut “Al-kursi” yang berbetulan dengan dahan pokok Sidratul–Muntaha.
Rasulullah saw. melihat berbagai keajaiban pada pokok itu: sungai air yang tidak
berubah, sungai susu, sungai arak, sungai madu lebah. Buah, daun-daun, batang
dan dahannya berubah-ubah warna dan bertukar menjadi permata-permata yang
indah. Unggas-unggas emas berterbangan. Semua keindahan itu tak terperi oleh
manusia. Baginda Rasulullah saw. dapat menyaksikan sungai al-kautsar yang terus
masuk ke surga. Seterusnya baginda masuk ke surga dan melihat neraka beserta
dengan malaikat malik penunggunya.
Malah dari
tempat lebih tinggi dari langit tujuhlah, Allah menyampaikan perintah mulia untuk
Baginda dan umatnya,, yaitu mengerjakan shalat. Pada mulanya, perintah shalat
wajib itu menghendaki ia dilaksanakan 50 kali sehari semalam tetapi selepas
Nabi Musa menasihatkan Rasulullah supaya meminta dikurangkan karena dia percaya
umat Nabi Muhammad saw. tidak akan berdaya melakukannya, akhirnya mendapat
keringanan Allah swt untuk mengerjakan lima waktu shalat saja. Selepas perintah
shalat itu, Rasulullah kembali ke dunia dan tiba di Makkah ke Palestina,
kemudian naik ke langit dan lebih tinggi sebelum menerima perintah shalat.
c. Selepas
Mi’raj
Rasulullah
turun ke langit dunia semula. Seterusnya turun ke Baitul-Maqdis. Lalu
menunggang buraq perjalanan pulang ke Mekah pada malam yang sama. Dalam
perjalanan ini Baginda bertemu dengan beberapa peristiwa yang kemudian menjadi
saksi peristiwa Isra’-Mi’raj yang amat ajaib itu (daripada satu riwayat
peristiwa itu berlaku pada malam Isnin, 27 Rajab, kira-kira 18 bulan sebelum
hijrah). Wallahu a’lam.
Peristiwa
isra’ dan mi’raj ini tidak akan dapat diyakini kebenarannya jika kita bersandar
kepada fikiran sahaja, tetapi hendaklah diyakini berdasarkan iman dan pegangan
kepada islam dan kebenaran Rasul. Sesungguhnya, mukjizat isra’ dan Mi’raj
memperlihatkan kekuasaan Allah swt.
13. Muharram
Tanggal 1
Muharram dalam kalender kaum muslimin sedunia telah tercatat sebagai hari
bersejarah dalam kehidupan mereka. Pada 1426 tahun lalu Umar Bin Khattab,
khalifah kedua telah mencanangkan 1 muharram sebagai awal kalender kaum
muslimin.
14. Halal
Bihalal
Halal bihalal
adlah kata yang sering diucapkan dalam suasana idul fitri yang merupakan suatu
istilah keagamaan yang hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia, kamus bahasa
indonesia menggantikan “acara maaf memaafkan pada hari lebaran” maka halal
bihalal mengandung unsur silaturahmi.
Halal
bihalal sebagai tradisi islam Indonesia tentulah akhir sejarah yang di gali
dari kesadaran tokoh-tokoh umat masa lalu untuk membangun jalinan hubungan yang
harmonis antara berbagai komponen umat untuk meluruskan permasalahan umat islam
menuju yang lebih baik.
15. Seni
kaligrafi Al-Qur’an dan Al-Hadits
Seni
kaligrafi yang artinya karya tulis tangan indah hasil kreasi estetik yang
beguna untuk memenuhi kebutuhan jiwa muslim (rohani) dalam mencintai Al-Qur’an
dan As- Sunah Nabi. Karena keindahannya, seni kaligrafi ini dapat difungsikan
untuk hiasan, logo, stempel, sampul kitab, pesan-pesan tauhid dan moral bagi
kaum muslimin, penulisan ayat-ayat Al-Qur’an, dan masih banyak lagi
funsi-fungsinya.
Di
Indonesia, seni kaligrafi ini telah berkembang mulai abad 12 masehi atau
semenjak kerajaan islam muncul dan berdiri dibeberapa wilayah Indonesia,
sepaerti Aceh, Demak, Ternate, Tidore, Maluku, Cirebon, Banten, Madura, Nusa
Tenggara barat, dan sebagainya.
Adapun
corak atau gaya seni kaligrafi, yang berkembang di Indonesia, antara lain,
seperti gaya kufi, gaya naskhi, gaya Ri’ki, gaya Farisi, dan gaya Diwani.
Gaya kufi
ini dibentuk oleh beberapa gaya geometris kaku dan matematik. Biasanya
digunakan untuk manghias masjid, gedung – gedung pemerintah, tembok-tembok
dingding istana raja, gapura masjid, majalah, benda-benda senjata, dsb.
16. Hiasan
(ornament) Arabeska
Ragam hias
Arabeska, yaitu jenis hiasan yang salin jalin menjalin simpai, lilit melilit
tumpang tindih seperti irama huruf Arab. Ragam hias ini sebenarnya sederetan
huruf arab, tetapi dibentuk seperti bentuk binatang, manusia maupun
buah-buahan, dan sebagainya.
17. Kasidah
Kasidah
adalah bentuk syair epik kesustraan arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan
lirik berisi puji-pujian untuk kaum muslim.
Lagu
kasidah modern liriknya juga dibuat dalam bahasa indonesia selain arab. Grup
kasidah modern membawa seornag penyanyi bintang yang paduan suara wanita. Alat
musik yang dimainkan adlah rebana dan mandolin, disertai alat – alat modern,
misalnya biola dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa
tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam,
sedekah, sekaten. Setiap daerah dimana Islam masuk sudah terdapat tradisi masing-masing.
Ada yang merupakan pengaruh Hindu dan Budha adapula tradisi asli yang sudah
turun temurun. Seperti halnya di Sumatera, di daerah lainpun para muballigh
memilih mempertahankannya namun dengan meberikan warna Islam.
B. Saran
Pembelajaran
tentang tradisi Islam nusantara akan lebih memahami tentang bagaimana Islam
masuk ke Indonesia, bagaimana perjuangan para penyebar Islam di nusantara
sehingga dapat meneladani dan mengharagai jasa - jasa para pahlawan agama dan
bangsa tersebut.
Pendalaman
terhadap sejarah membuat seseorang menjadi tahu dan mengerti serta bisa
mengharagai pengorbanan para pendahulu mereka, dan dapat melestarikan
kebudayaan - kebudayaan yang telah ada, yang tidak bertentangan dengan nilai -
nilai moral dan agama.