KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami
panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Radar dan GPS
Makalah ini dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta
kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.
Banjar, 10 April 2014
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka berkembang pula
alat-alat canggih yang dapat membantu kita dalam mengerti perkembangan
tersebut. Sebagai penduduk suatu negara, kita harus dapat mengikuti perkembangan
yang terjadi di negara kita maupun di negara lain. Sehingga kita tidak akan
ketinggalan oleh negara lain.
Salah satu
alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global Positioning
System. Dalam makalah ini kami membahas mengenai apa itu GPS dan apa
manfaat GPS bagi kehidupan kita. Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk
Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori tentang elektromagnetik pada tahun
1865. Setahun kemudian, seorang ahli
fisika asal Jerman bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil membuktikan teori
Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik dengan menemukan gelombang
elektromagnetik itu sendiri.
Pendeteksian
keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama kali diterapkan oleh
Christian Hülsmeyer pada tahun 1904. Bentuk nyata dari pendeteksian itu
dilakukan dengan memperlihatkan kebolehan gelombang elektromagnetik dalam
mendeteksi kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala
itu, pendeteksian belum sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut.
Di tahun
1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar
sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada
kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh
A. H. Taylor dan L. C. Young di tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium
Riset kelautan Amerika Serikat di tahun 1930.
Istilah GPS
sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari
singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan GPS itu
sendiri sudah mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan
dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang
paling berperan penting dalam pengembangan GPS adalah Robert Watson-Watt asal
Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya mengenai cikal bakal GPS pada
tahun 1915. Di tahun 1920-an, ia bergabung dengan bagian radio National
Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan mengembangkan peralatan
navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu orang yang
ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian
Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan GPS. Watson-Watt kemudian
menciptakan GPS yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari
jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan
stasiun GPS yang berfungsi untuk melindungi pantainya.
Pada
awalnya, GPS memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang
dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini
menyebabkan GPS mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi
yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi di tahun 1936 dengan pengembangan GPS
berdenyut (pulsed). Dengan GPS ini, sinyal diputus secara berirama sehingga
memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui kecepatan dan arah
yang tepat mengenai target.
1.2 Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah mengenai GPS ini, adalah untuk mendapatkan informasi mengenai
GPS. Diharapkan dengan adanya makalah ini, pembaca dapat lebih mengerti
mengenai GPS dengan lebih jelas.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.
Jenis
GPS
GPS Berdasarkan
bentuk gelombang dibagi menjadi :
Continuous
Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan), merupakan GPS yang menggunakan
transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana GPS
ini terus menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. GPS CW yang tidak
termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut target
secara akurat. GPS CW yang tidak termodulasi biasanya digunakan untuk
mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu rudal (missile guidance).
Pulsed GPSs/PR (GPS
Berdenyut), merupakan GPS yang gelombang elektromagnetiknya diputus secara
berirama. Frekuensi denyut GPS (Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat
diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF high, PRF medium dan PRF low.
2.1.1. Doppler GPS
Doppler GPS merupakan jenis GPS yang mengukur kecepatan radial dari
sebuah objek yang masuk ke dalam daerah tangkapan GPS dengan menggunakan Efek
Doppler. Hal ini dilakukan dengan memancarkan sinyal microwave (gelombang
mikro) ke objek lalu menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis
perubahannya. Doppler GPS merupakan jenis GPS yang sangat akurat dalam mengukur
kecepatan radial. Contoh Doppler GPS adalah Weather GPS yang digunakan untuk
mendeteksi cuaca.
2.1.2 Bistatic GPS
Bistatic GPS merupakan suatu jenis sistem GPS
yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal
(receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu
dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek.
Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut
ke pusat antena. Contoh Bistatic GPS adalah Passive GPS. Passive GPS adalah
sistem GPS yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari sumber
non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran komersial dan
sinyal komunikasi.
2.2 Sistem GPS
Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem GPS, yaitu antena,
transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal)
2.4.1 Antena
Antena yang terletak pada GPS merupakan suatu
antena reflektor berbentuk piring parabola yang menyebarkan energi
elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan melalui permukaan yang
berbentuk parabola. Antena GPS memiliki du akutub (dwikutub). Input sinyal yang
masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array (bertingkat atau bertahap). Ini
merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan kemudian
diteruskan ke pusat sistem GPS.
2.4.2 Pemancar sinyal (transmitter)
Pada sistem GPS, pemancar sinyal (transmitter)
berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena.
Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan GPS dapat
dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang
besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa
dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah
dalam hal perawatannya.
2.4.3 Penerima sinyal (receiver)
Pada sistem GPS, penerima sinyal (receiver)
berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari
sinyal objek yang tertangkap oleh GPS melalui reflektor antena. Pada umumnya,
receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai
dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah
dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and
data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Selain tiga komponen di atas, sistem GPS juga
terdiri dari beberapa komponen pendukung lainnya, yaitu
a.
Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.
b.
Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara
antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua
situati tersebut.
c.
Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol
kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian
Global
Positioning System atau yang biasa disingkat dengan
GPS adalah alat navigasi elektronik yang
menerima informasi dari 4 - 12 satelit sehingga GPS bisa memperhitungkan posisi
di mana kita berada di Bumi. Satelit GPS tidak mentransmisikan informasi posisi
kita, yang ditransmisikan satelit adalah posisi satelit dan jarak penerima GPS
kita dari satelit. Informasi ini diolah alat penerima GPS kita dan hasilnya
ditampilkan kepada kita.
GPS sebenarnya
adalah proyek Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang memberinya nama
resmi NAVSTAR (NAVigation Satellite Timing And Ranging). Bagian utama
dari sistem GPS adalah 24 satelit yang mengorbit Bumi di ketinggian 20.200
kilometer. Orbit satelit dirancang sehingga setiap titik di Bumi dapat melihat
paling sedikit empat satelit pada setiap saat
Tiap
satelit mengitari bumi kira-kira sekali dalam 12 jam dengan kecepatan sekitar
11.000 kilometer per jam. Satelit GPS mempunyai panel-panel pengumpul tenaga
Matahari untuk membangkitkan energi listrik yang diperlukannya. Selain itu juga
ada baterai yang menyimpan tenaga listrik dan mempergunakannya saat satelit
tidak memperoleh sinar Matahari.
3.2 Fungsi
1.
Menghitung jarak dan arah dari
lokasi tempat kita berada.
2.
Satu unit GPS dapat menyimpan
dalam memory lokasi di mana kita berada saat ini.
3.
Setiap lokasi dapat diberi nama
atau nomor dan tanggal dan waktu.
4.
Mengingat lokasi yang pernah kita
simpan.
5.
Mengarahkan kita dari satu lokasi
ke lokasi lain dengan simbol berupa grafik.
6.
Menyimpan rute perjalanan kita dan
mengantar kita kembali dengan rute yang sama.
7.
Berfungsi sebagai kompas yang
dapat menuntun kita ke arah yang tepat.
8.
Dapat digunakan sebagai penunjuk
arah di kapal, mobil dengan menggunakan daya sebesar 12 volt.
9.
Beberapa GPS dapat menunjukkan
peta jalan-jalan utama, sungai-sungai.
10.
Beberapa GPS juga dapat
menampilkan kekuatan baterai, posisi satelit, kekuatan sinyal.
3.3 Cara kerja
Satelit GPS
pertama diluncurkan tahun 1978 dan konstelasi 24 satelit berhasil dilengkapi
tahun 1994. Setelah itu satelit-satelit baru rutin diluncurkan untuk
meng-upgrade satelit lama atau mengganti satelit yang rusak/tidak berfungsi
lagi. Tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code
Division Multiple Access)-sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler
CDMA. Sinyal CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS
tetap bisa mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi
yang sama. Frekuensi yang digunakan adalah L1 (1575,42 MHz) dan L2 (1227,6
MHz).
Kode CDMA
disebut "pseudorandom" karena seakan-akan ("pseudo")
tidak beraturan ("random"), padahal tidaklah demikian. Kode CDMA tiap
satelit dipilih dengan saksama agar tidak mengganggu transmisi satelit lainnya.
Jenis kode CDMA ini ada dua, yaitu C/A dan P(Y). Kedua kode ini ditransmisikan
pada frekuensi L1, sementara di L2 hanya ada kode P(Y).
C/A (Coarse/Acquisition)
penggunaannya terbuka untuk siapa saja. "Coarse" karena
resolusi datanya lebih kasar/tidak sepresisi kode P(Y). Ini disebabkan modulasi
kode yang lebih lambat, yaitu 1,023 MHz dibandingkan dengan P(Y) yang 10,23 MHz
(bandingkan dengan cdma2000 yang 1,2288 MHz dan WCDMA (generasi penerus GSM)
yang 3,84 MHz). Kata "Acquisition" adalah untuk akuisisi
karena kode C/A yang sederhana lebih mudah dikenali dibandingkan dengan kode
P(Y) sehingga untuk menangkap sinyal kode P(Y) lebih mudah setelah berhasil
mengakuisisi satelit GPS dari sinyal C/A-nya. P(Y) berarti kode precision
(presisi) yang dienkripsi dengan kode sandi Y. Modulasi kode yang sepuluh kali
lebih cepat dibandingkan dengan kode C/A menyebabkan secara teoritis mampu
memberikan presisi 10 kali lebih baik juga. Enkripsi digunakan agar data
navigasinya tidak bisa digunakan orang tanpa seizin Departemen Pertahanan AS.
Dengan mensinkronisasikan kode ini, alat penerima GPS dapat menghitung berapa
waktu antara sinyal dikirim dari satelit dan diterima oleh alat penerima GPS.
Data lain yang diperlukan juga ditumpangkan pada sinyal kode GPS, antara lain:
koreksi posisi satelit, koreksi waktu satelit, dan informasi mengenai atmosfer
yang dilalui sinyal dari satelit ke alat penerima.
Satelit-satelit
ini dikontrol dari 5 stasiun Bumi, 4 stasiun Bumi yang bekerja otomatis dan
satu stasiun Bumi pengontrol utama. Empat stasiun Bumi otomatis hanya berfungsi
menerima data dari satelit GPS dan meneruskan informasi itu ke stasiun
pengontrol utama. Stasiun pengontrol utama memberikan koreksi data navigasi ke
satelit-satelit GPS.
Bagian
akhir dari sistem GPS ini adalah alat penerima GPS yang akhirnya menghitung
semua data, melakukan korelasi, dan menampilkan data posisi di layar display
atau-kalau penerima GPS ini hanya aksesori tambahan di PDA (personal digital
assistant) di layar PDA.
Informasi
yang ditransmisikan dari satelit ke penerima GPS terdiri dari dua jenis. Yang
pertama disebut "almanak", yaitu posisi dari semua satelit GPS. Jenis
informasi kedua disebut "efemeris", yaitu koreksi data almanak.
’Almanak’ di-update kira-kira seminggu sekali, data ’eferemis’ biasanya di-update
tiap setengah jam. Alat penerima GPS yang dinyalakan kembali setelah seharian
dimatikan masih bisa menggunakan data almanak sebelumnya.
Untuk
mengetahui posisi alat penerima, juga diperlukan informasi seberapa jauh alat
penerima GPS dari satelit. Informasi ini didapat dari mensinkronisasikan timer
di penerima dengan sinyal kode CDMA yang dikirim satelit GPS. Beda sinkronisasi
dan fase sinyal digunakan untuk menghitung "pseudorange"
(perhitungan jarak ke satelit GPS tanpa memperhitungkan perlambatan sinyal di
atmosfer). Kecepatan sinyal di ruang hampa sama dengan kecepatan cahaya, yaitu
3 x 10-8 meter per detik. Sementara kode C/A yang 1,023 MHz artinya mengirimkan
1.023.000 pulsa setiap detiknya, atau setiap pulsa bila disinkronisasikan bisa
memberikan jarak sampai akurasi 300 meter.
Kita juga
bisa menghitung fase sinyal, sinyal itu sedang di posisi mana dari pulsa,
sampai akurasi 1 persen. Jadi, akurasi terbaik yang bisa didapat dengan kode
C/A kira-kira 3 meter. Untuk kode P(Y) yang mengirim pulsa 10 kali lebih banyak
per detiknya, akurasinya bisa sampai 0,3 meter. Ini adalah angka teoretis, pada
kenyataannya akurasi GPS kira-kira 9 meter untuk kode C/A.
Bayangkan
ada satu bola dengan jari-jari sepanjang jarak satelit penerima GPS yang
pusatnya di posisi satelit di ruang angkasa. Jika ada empat bola seperti itu,
perpotongan permukaan bolanya adalah satu titik tempat lokasi alat penerima
GPS.
3.4 Kelemahan
Rata-rata
format peta Indonesia biasanya memakai datum dari Jakarta (0 derajat).
Kebanyakan alat GPS tidak punya format ini sehingga kita harus memakai Latitude
& Longitude. Di negara lain bisa membaca GPS kita dan langsung bisa
melihat posisi kita di peta.
Langit
langsung – Alat GPS perlu melihat langsung satelit untuk menerima informasi.
Oleh karena itu, kita tidak bisa memakai GPS dalam rumah, atau terlalu dekat
gedung-gedung yg tinggi, atau dlm lembah, atau di bawah hutan lebat.
Bahasa -
Dengan GPS Garmin Kita bisa memilih bahasa yang dipakai. Tetapi bahasa yang
tersedia hanya bahasa-bahasa Eropa belum bahasa Indonesia atau Melayu.
Baterai –
Jika baterai habis, tidak ada cadangan bantuan navigasi. Biasanya alat GPS
memakai 4 baterai AA dan cepat habis kalau dipakai terus-menerus (10 - 36 jam,
tergantung model).
Elektronik
- Sama seperti alat elekronik lain yang bisa rusak jika jatuh atau terkena air.
Walaupun alat GPS bisa menghitung ketinggian, biasanya
kesalahan cukup besar dan kurang cocok untuk membantu sebagai informasi
navigasi di daerah pegunungan.
3.5 Aplikasi
Aplikasi
GPS sangat beragam dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan
penentuan posisi saja. Di udara, GPS digunakan sebagai salah satu alternatif
peralatan navigasi pesawat terbang. Dibandingkan dengan peralatan navigasi
lain, penerima GPS paling mudah digunakan karena langsung memberikan posisi pesawat
sehingga sangat cepat menjadi populer. Dengan menggunakan beberapa penerima
GPS, orientasi kemiringan pesawat juga bisa dihitung, GPS juga favorit
digunakan untuk membimbing pesawat tanpa awak dan rudal-rudal jarak jauh.
Di laut,
kapal-kapal juga senang menggunakan GPS karena alasan kemudahan penggunaannya.
IMO (International Maritime Organization) bahkan menganjurkan pemakaian
AIS (Automatic Identification System), yaitu alat penerima GPS yang
secara periodik mengirimkan posisi kapal. GPS juga digunakan untuk mempelajari
kebiasaan migrasi satwa laut.
Penerima
GPS yang tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran membuat penggunaannya di
darat juga beragam. Mulai dari penerima GPS handheld untuk perjalanan lintas
alam seharga sekitar Rp 1 juta sampai penerima GPS untuk memantau perjalanan
truk-truk kontainer dan kereta api. GPS juga digunakan membuat peta dan
membantu bermain golf. Jam satelit GPS yang sangat presisi juga banyak
dimanfaatkan, di antaranya sinkronisasi antar BTS/menara pada jaringan telepon
seluler.
Beberapa
tahun belakangan GPS bahkan dimanfaatkan juga di angkasa luar untuk mendapatkan
posisi satelit lainnya. Akan tetapi, aplikasi yang paling kreatif menurut
penulis adalah menggunakan GPS sebagai GPS. Sinyal GPS yang memantul dari suatu
obyek digunakan untuk menghitung posisi obyek tersebut. GPS GPS lebih murah
dari GPS biasa karena tidak perlu tenaga listrik besar untuk transmisi sinyal GPS
dan untuk keperluan militer punya keuntungan tidak bisa diketahui posisinya
dari transmisi sinyal GPS-karena GPS GPS tidak mentramisikan sinyal sendiri.
BAB 4
IMPLEMENTASI GPS
4.1. Kegunaan GPS
a)
Cuaca
Weather GPS, merupakan jenis GPS cuaca
yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca
buruk, misalnya badai.
Wind Profiler, merupakan jenis GPS
cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan
gelombang suara (SODAR).
b)
Militer
Airborne Early Warning (AEW),
merupakan sebuah sistem GPS yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan
pesawat terbang lain. Sistem GPS ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan
penyerangan udara dalam dunia militer.
GPS pemandu peluru kendali, biasa
digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target
penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis GPS ini adalah pesawat
tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang GPS ini pada peluru kendali udara
(AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air
missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.
c)
Kepolisian
GPS biasa dimanfaatkan oleh kepolisian
untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor saat melaju di jalan. GPS yang
biasa digunakan untuk masalah ini adalah GPS gun (GPS kecepatan) yang berbentuk
seperti pistol dan microdigicam GPS.
d)
Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, GPS digunakan
untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan
berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan,
sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut
e)
Penerbangan
Dalam
bidang penerbangan, penggunaan GPS terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic
Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan
lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran
lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take
off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi
untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi
dan kondisi bandara yang dituju
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Global
Positioning System adalah alat yang digunakan untuk mengetahui posisi seseorang
pada satu saat. Yang ditransmisikan GPS bukan informasi posisi kita tetapi
posisi satelit dan jarak penerima GPS kita dari satelit. Informasi ini diolah
alat penerima GPS kita dan hasilnya ditampilkan kepada kita.
GPS
memiliki banyak fungsi yang bermanfaat bagi kehidupan kita, seperti melihat
lokasi di mana kita berada, menunjukkan arah untuk ke lokasi yang ingin kita
tuju, sebagai kompas, menunjukkan peta lokasi suatu tempat berupa gambar jalan
dan sungai.
GPS bekerja
dengan cara tiap satelit mentransmisikan data navigasi dalam sinyal CDMA (Code
Division Multiple Access)-sama seperti jenis sinyal untuk telepon seluler
CDMA. Sinyal CDMA menggunakan kode pada transmisinya sehingga penerima GPS
tetap bisa mengenali sinyal navigasi GPS walaupun ada gangguan pada frekuensi
yang sama. Kode CDMA tiap satelit dipilih dengan saksama agar tidak mengganggu
transmisi satelit lainnya.
Satelit-satelit
ini dikontrol dari 5 stasiun Bumi, 4 stasiun Bumi yang bekerja otomatis dan
satu stasiun Bumi pengontrol utama. Empat stasiun Bumi otomatis hanya berfungsi
menerima data dari satelit GPS dan meneruskan informasi itu ke stasiun pengontrol
utama. Stasiun pengontrol utama memberikan koreksi data navigasi ke
satelit-satelit GPS.
Bagian
akhir dari sistem GPS ini adalah alat penerima GPS yang akhirnya menghitung
semua data, melakukan korelasi, dan menampilkan data posisi di layar display.
Kita tidak
bisa memakai GPS di tempat tertutup atau terhalang gedung-gedung tinggi karena
alat GPS perlu melihat langsung satelit untuk menerima informasi. Dengan GPS
Garmin bahasa yang tersedia hanya
bahasa-bahasa Eropa saja. Jenis baterai AA
dan jika baterai habis, tidak ada cadangan bantuan navigasi. Kelemahan alat GPS yaitu kesalahan untuk menghitung ketinggian cukup
besar dan kurang cocok untuk membantu sebagai informasi navigasi di daerah
pegunungan
Aplikasi
GPS sangat beragam dan tidak terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan
penentuan posisi saja. Dibandingkan dengan peralatan navigasi lain, penerima
GPS paling mudah. GPS juga digunakan untuk GPS,membimbing pesawat tanpa awak
dan rudal-rudal jarak jauh, mempelajari kebiasaan migrasi satwa laut, memantau
perjalanan truk-truk kontainer dan kereta api. GPS juga digunakan membuat peta
dan membantu bermain golf, mendapatkan posisi satelit lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Armando, Ade.
Komunikasi Internasional, UT. Jakarta : 2007
Blagy, Shirley.
Media Impact. An Introduction to Mass Media, Third Edition. Wadsworth
Publishing Company, Belmont, California : 2000
Kuswandi, Wawan.
Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta. Jakarta : 1996
http://info.g-excess.com/id/online/satelit-dan-orbitnya.info
http://www.wikipedia.com
http://info.g-excess.com/id/online/satelit-dan-orbitnya.info