Makalah dalam studi memang sangat penting, dalam makalah menjelaskan tentang keseluruhan masalah dan solusi yang di ikuti dengan pengertian dan kesimpulannya. Oke gan pada kesempatan ini saya akkan share Makalah Tentang Sistem Sosial Budaya Indonesia . Mungkin Contoh makalah di bawah ini bisa membantu tugas mata kuliah yang sedang anda tempuh. Makalah ini di ambil dan di susun dari Wikipedia.org
MAKALAH
SISTEM
SOSIAL BUDAYA DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Indonesia Merupakan negara yang
memiliki susunan masyarakat dengan ciri pluralitas yang tinggi, karena sistem
sosial dan budaya masyarakat Indonesia sangat heterogen secara vertikal maupun
horizontal. Akibat heterogenitas masyarakat Indonesia ialah terjadinya rawan
konflik. Untuk meredam konflik diperlukan pemahaman tentang pluralitas dan
mengetahui serta memahami sistem sosial Indonesia.
B. Identifikasi
Masalah
1.
Bagaimana sistem sosial dan budaya yang terjadi di
Indonesia?
2.
Apakah sistem sosial dan sistem budaya dalam masyarakat
berubah dan berkembang mengikuti perkembangan zaman ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui sistem sosial dan kebudayaan yang terjadi di
Indonesia
2.
Untuk mengetahui sistem sosial dan sistem budaya dalam
masyarakat dan perkemmbangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Sosial
Sistem berasal dari bahasa Latin
(systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk
menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki
item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.
Negara merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai
penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut. Kata
"sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam
forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan
pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam.
Dalam pengertian
yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan
di antara mereka. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Jadi sistem sosial ialah suatu kompleksitas dari saling
ketergantungan antar bagian-bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang
melingkupi aturan-aturan tata hubungan yang dapat dikenali, sehingga suatu tipe
serupa dari saling ketergantungan antar kompleksitas tersebut dengan lingkungan
sekitarnya.
B. Kebudayaan di Indonesia
Kebudayaan Indonesia dapat
didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum
bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang
berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian
integral dari pada kebudayaan Indonesia.Kebudayaan Indonesia walau beraneka
ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya
seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum
Indonesia terbentuk.
Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan
agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya
kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15
Masehi.Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena
interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang
masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara.
Mereka menetap dan menikahi penduduk
lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik.
Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada
kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.Kebudayaan Arab masuk bersama
dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara
dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke
Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai
bentuk kebudayaan
Barat dan
membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang.
Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya
seperti boga, busana, perekonomian, dan sebagainya,
banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun terintegrasi dalam
masyarakat.
C. Sistem Sosial dan
Kebudayaan di Indonesia
Untuk memahami sistem sosial dan
budaya Indonesia diperlukan penguasaan teori, karena fungsi teori adalah
memberi makna terhadap realitas sosial. Ada dua pendekatan teoritis yang harus
dikuasai :
1.
Struktural Fungsional
Struktur Fungsional asumsi dasarnya
ialah masyarakat terintegritasi atas dasar kata sepakat para anggotanya
terhadap nilai dasar kemasyarakatan yang menjadi panutannya. Kesepakatan
masyarakat tersebut menjadi general agreements yang memiliki
kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan dari
anggotanya. Masyarakat sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi
kedalam suatu bentukequilibrium.
Anggapan dasar teori struktural
fungsional :
·
Masyarakat adalah suatu sistem dari
bagian-bagian yang saling berhubungan.
·
Hubungan dalam masyarakatbersifat ganda dan
timbal balik (saling mempengaruhi)
·
Secara fundamental, sistem sosial cenderung
bergerak kearah equilibrium dan bersifat dinamis.
·
Disfungsi/ketegangan sosial/penyimpangan pada
akhirnya akan teartasi dengan sendirinya melalui penyesuaian dan proses
institusionalisasi.
Penilaian/kritik terhadap teori
struktural fungsional :
Terlalu menekankan anggapan
dasaranya pada peranan unsur-unsur normatif dari tingkah laku sosial
(pengaturan secara normatif terhadap hasrat seseorang untuk menjamin stabilitas
sosial).
Kenyataan yang diabaikan dalam
pendekatan struktural fungsional :
·
Setiap struktur sosial mengandung konflik dan
kontradiksi yang bersifat internal dan menjadi penyebab perubahan
·
reaksi suatu sistem sosial terhadap perubahan
yang datang dari luar (extra systemic change) tidak selalu bersifat
adjustive/tampak
·
suatu sistem sosial dalam waktu yang panjang
dapat mengalami konflik sosial yang bersifat visious circle
·
perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi
secara gradual melalui penyesuaian, tetapi juga dapat terjadi secara
revolusioner
2.
Teori Konflik Dialektika
Memandang bahwa perubahan sosial
tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan,
tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang berbeda
dengan kondisi semula.
Asumsi dasar teori konflik
dialektika :
·
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat
di setiap masyarakat
·
konflik dalah gejala yang melekat pada setiap
masyarakat
·
setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan
sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan sosial
Realitas Sosial :
·
sistem sosial selalu berada dalam konflik yang
terus menerus (continual state of conflict)
·
konflik tercipta karena kepentingan yang saling
bertentangan dalam struktur sosial
·
kepentingan yang saling bertentangan merupakan
refleksi dari perbedaan dalam distribusi kekuasaan antar kelompok yang
mendominasi dan terdominasi
·
kepentingan cenderung mempolarisasi kedalam dua
kelompok kepentingan
·
Konflik bersifat DIALEKTIKA (suatu konflik
menciptakan suatu kepentingan yang baru, yang dibawah kondisi tertentu akan
menurunkan konflik yang berikutnya)
·
Perubahan sosial adalah ciri/karakter yang
selalu berada dimanapun (UBIQUITOUS FEATURE) dalam setiap sistem sosial dan
akibat dari konflik.
Menurut penganut teori konflik :
Konflik tidak bisa dilenyapkan,
tetapi hanyakonflik bisa di kendalikan. Agar konflik latent tidak menjadi
manifest dalam bentuk violence/kekerasan.
Bentuk pengendalian konflik :
·
Konsiliasi (Conciliation)
·
Mediasi (Mediation)
·
Perwasitan (Arbiration)
Jadi dalam mengamati Sistem Sosial
dan Budaya Indonesia diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; konflik
dialektika dan struktur fungsional. Konflik dan konsensus adalah gejala yang
melekat bersama-sama di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Sistem Sosial dan Budaya
Indonesia diperlukan minimal penguasaan 2 teori, yaitu; konflik dialektika dan
struktur fungsional. Konflik dan konsensus adalah gejala yang melekat
bersama-sama di masyarakat.
2. Karena dengan perkembangan
zaman yang semakin modern dan maju dan banyaknya pula teknologi yang berkembang
secara tidak langsung akan mempengaruhi sistem sosial dan sistem budaya, karena
kadua sistem ini sangat berkaitan erat (sistem sosial memelihara sistem budaya).
Maksudnya disini adalah perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai
satu aspek yang sama yaitu keduanya saling bersangkut-paut dengan suatu
penerimaan cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyrakat memenuhi
kebutuhannya. Garis pemisah perubahan sistem sosial dan sistem budaya sangat
sulit untun dibedakan. Misalnya perubahan dalam model pakaian atau kesenian,
perubahan tersebut dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga kemasyarakatan atau
sistem sosial. Suatu perubahan sosial dalam kehidupan tertentu tidak mungkin
berhenti pada satu titik, karena perubahan di bidang lain akan
mengikutinya Selain mengikuti perkembangan zaman perubahan sosial dan
budaya ini dapat juga disebabkan oleh adanya pertambahan penduduk, dengan
bertambahnya penduduk yang sangat cepat menyebabkan perubahan dalam struktur
masyarakat.
B. Saran
Penemuan baru atau munculnya teknologi baru,
dengan munculnya teknologi baru akan memunculkan suatu budaya baru, baik berupa
alat atau berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu. Dengan
diakuinya dan diterima suatu penemuan yang baru serta diterapkannya penemuan
baru secara tidak langsung unsur kebudayaan daerah akan terkikis dengan
perlahan, oleh sebab itu pengenalan teknologi masa lalu pun perlu diperkenalkan
kepada generasi muda