Ospek mahasiswa, itulah yang kata yang selalu ada ketika penerimaan mahasiswa baru di Universitas atau perguruan tinggi di indonesia. Sebenarnya tradisi seperti itu sangat tidak mencerminkan sekali kepada pendidikan ya gan ?. Kali ini saya akan share penyusunan Makalah tentang Ospek Mahasiswa Baru. Cermati makalah di bawah ini gaisss..
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Banjar, 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus atau Ospek merupakan momentum bersejarah
bagi setiap siswa yang memasuki pintu gerbang perguruan tinggi. OSPEK dengan
seluruh rangkaian acaranya merupakan wahana awal pembentukan watak bagi seorang
mahasiswa baru. Dengan kata lain bahwa baik tidaknya kepribadian mahasiswa di
sebuah perguruan tinggi sedikit banyak
ditentukan oleh baik tidaknya pelaksanaan OSPEK di perguruan tinggi tersebut.
Pernyataan ini terkesan sangat ekstrim karena seolah-olah menafikan komponen
lain dalam pembentukan kepribadian mahasiswa. Namun disadari atau tidak,
pengalaman pertama yang diperoleh selama mengikuti OSPEK sangat berkesan bagi
seorang mahasiswa, yang pada gilirannya akan terekspresi dalam kehidupan
kesehariannya di lingkungan kampus.
Ospek bisa memiliki nilai yang baik dan juga nilai buruk,
kebanyakan sebagian kita menganggap OSPEK itu adalah sebagai ajang balas dendam
dari senior, namun dibalik itu OSPEK mendidik kita untuk bisa mempertahankan
argumen,.
Orang tua kita memang sering mengajarkan kita tentang kebaikan dan
sikap sopan santun, sedangkan OSPEK memperkuat mental agar kita dapat
menghadapi dunia luar dan orang lain, walaupun kita benar sekalipun senior akan
tetap Membentak dan menyudutkan kita. Banyak dari kita menyalahkan arti dari
ospek tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut
·
Setuju
atau tidaknya dilakukan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) bagi mahasiswa baru.
·
Alasan mengapa OSPEK harus dihapuskan
dari sistem pendidikan di Indonesia
·
Solusi
yang harus di lakukan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Setuju atau tidaknya dilakukannya (OSPEK)
Banyak yang setuju dengan diadakannya ospek namun banyak
juga yang tidak setuju dengan adanya ospek. Padahal dari segi pembelajaran bagi
MaBa (mahasiswa baru) terhadap dunia kampus, ospek bisa menjadi salah satu
alternatif yang sangat baik. Awalnya untuk memperkenalkan aturan kampus ke
mahasiswa baru. Mengakrabkan antar siswa. Menunjukkan tingkatan, situasi dan
cara belajar yang berbeda. Sayangnya belakangan malah dipakai untuk menunjukkan
senioritas kakak angkatan. Ini adalah ospek yang salah.
Tetapi perlu diingat bahwa ospek yang dimaksud disini
merujuk pada ospek “yang sesungguhnya” yaitu orientasi studi dan pengenalan
kampus. Konten dari ospek tersebut pun seharusnya benar-benar bermakna
pengarahan orientasi studi pada mahasiswa baru yang bisa dikatakan masih asing
pada bidangnya sekaligus pengenalan mahasiswa baru pada kampus secara umum.
Pembelajaran yang bisa diambil dari adanya ospek adalah
mempererat rasa persaudaraan dengan teman satu angkatan. Dengan keadaan dimana
harus saling mendukung dan sepenanggungan, egoisme dalam diri akan terkikis.
Pembentukan karakter mahasiswa selama masa perkuliahan juga sedikit banyak
ditentukan pada masa ospek. Pemahaman tentang aturan kampus dan kehidupan
perkuliahan diperkenalkan saat ospek berlangsung. Kemudian sebagai tambahan
pula sudah seharusnya mahasiswa baru juga diperkenalkan pada hak dan kewajiban
serta tanggung jawab mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat, agar kemudian
menumbuhkan mental mahasiswa yang tidak apatis dan anti-sosial.
Orientasi Mahasiswa sebagai sarana untuk memperkenalkan FKM
seutuhnya kepada adik – adik kita. Seutuhnya yang meliputi :
a. Penanaman ideologi mahasiswa sebagai
masyarakat, civitas akademi dan agen pembaruan
b. Pengenalan terhadap keilmuannya (
apa saja yang dipelajari , prospek kerja , dll )
c. Moralitas sebagai mahasiswa
d. Pengenalan kepada sarana dan
prasarana dalam pembelajaran
e. Pengenalan terhadap individu –
individu yang berada disekitarnya dan kondisi kekinian dari setiap individu
tersebut.
Setuju atau tidak setuju, kegiatan ospek tetap dibutuhkan
oleh para mahasiswa baru untuk memahasiswakan mereka setelah melewati fase
siswa pada jenjang pendidikan sebelumnya. Metode ospek yang ideal bagi para
mahasiswa baru seharusnya bertujuan agar mereka dapat memahami makna dari
status mahasiswa yang kini mereka sandang. Apa pun metodenya, yang terpenting
ialah metode tersebut tidak menyimpang dari makna ospek sebagai sarana
menjadikan siswa ketahapn mahasiswa.
Setidaknya hal yang perlu ditanamkan para senior kepada para
juniornya saat melakukan ospek ialah mengubah paradigma berpikir para mahasiswa
baru agar dapat berpikir kritis dan global terhadap apa yang sedang dialami
oleh bangsa ini. Nilai selanjutnya ialah memahami peran dari mahasiswa sebagai
agent of change bagi bangsa Indonesia.
Menjelang tahun ajaran baru, perguruan tinggi menghadapi
pekerjaan besar, yaitu menyelenggarakan masa orientasi mahasiswa baru.
Istilahnya macam-macam, mulai dari Pekan Orientasi Mahasiswa Baru, Ta`aruf, dan
lain-lain. Namun, istilah yang lazim dikenal publik adalah Ospek (Orientasi
Studi dan Pengenalan Kampus).
Namanya juga proses orientasi, maka Ospek dirancang sebagai
program pengenalan kampus, program pembinaan mahasiswa baru dan pengenalan
wadah serta aktivitas lembaga kemahasiswaan. Itu teorinya. Kenyataannya, di
lapangan, ada saja insiden yang mencederai mahasiswa, bahkan menewaskan
mahasiswa baru. Beberapa universitas, sebesar ITB sekalipun, pernah
"kecolongan" dengan insiden semacam ini.Ospek bertujuan membina
mahasiswa baru agar mampu mengikuti kehidupan kampus.
Mengapa hal ini perlu
dilakukan? Mahasiswa baru sebagian besar merupakan siswa SMA yang baru saja
lulus (fresh graduate) Mereka dibesarkan dengan budaya akademik ala SMA, yang
kebanyakan "disuapi" oleh materi kurikulum dalam buku-buku paket dan
LKS.Pengenalan budaya akademik kampus bisa dimulai dari regulasi yang
berlangsung di kampus. Misalnya, penjelasan mengenai satuan kredit semester
(SKS), perencanaan studi, sanksi-sanksi akademis, dan lain-lain. Juga, perlu
diperkenalkan siapa yang akan menjadi pengganti wali kelas dalam konteks
kampus.
Dari sini, mahasiswa baru diajak untuk mencermati tips dan trik belajar
efektif, manajemen waktu, dan andai memungkinkan, berikan sekaligus materi
tentang membaca buku teks dan menulis paper. Yang disebut terakhir ini ternyata
merupakan standar dari Ospek-nya siswa SMA di Singapura!Pengenalan budaya
akademik tidak semata-mata berkenaan dengan permasalahan studi. Akan tetapi
merupakan bimbingan awal untuk mengenal kehidupan kampus. Inilah ajangnya
lembaga mahasiswa memperkenalkan diri, sekaligus mempromosikan aktivitasnya.
Tentu bukan untuk gagah-gagahan, atau ajang eksis semata. Melainkan guna
membuka ruang-ruang alternatif bagi mahasiswa baru dalam mengekspresikan dan
mengembangkan potensi dirinya secara positif!Setiap kampus memiliki nilai-nilai
tersendiri untuk ditanamkan.
Ajang Ospek semestinya digunakan sebagai awal
untuk menanamkan dan memperkenalkan budaya khas dari masing-masing
kampus.Jangan lupa, mahasiswa baru akan menghadapi tantangan yang cukup besar
dalam kehidupan awal di kampus. Mereka akan berhadapan dengan situasi-situasi yang
tidak ditemui di masa SMA. Contoh kecil, menanggalkan budaya berseragam. Pada
sebagian besar kampus, mahasiswa berpakaian bebas. "Kebebasan" ini
kadang-kadang tidak siap diterima mahasiswa baru. Sehingga, tata cara berbusana
pun kerap melanggar budaya kampus.Ajang eksis atau narsis?Kepanitiaan Ospek
sering jadi masalah, sehingga menghadapkan mahasiswa/lembaga mahasiswa, dengan
otoritas kampus pada posisi saling berseberangan.
Mengapa demikian?Dalam dialog
dengan rekan-rekan mahasiswa, acap terlontar pernyataan Ospek adalah
"pesta mahasiswa". Oleh karena itu, mahasiswa menuntut agar
penyelenggaraan Ospek sepenuhnya diserahkan pada mereka. Ada dua cacat logika
dalam pernyataan tersebut. Pertama, pada istilah "pesta" mahasiswa
baru. Ospek, punya misi sangat serius, yaitu menyiapkan mahasiswa baru agar
mampu beradaptasi dengan budaya akademik yang baru. Logikanya, Ospek tidak bisa
dan tidak boleh dianggap sebagai "ajang pesta"--apapun dalihnya.
Ospek adalah ajang edukasi.Kedua, adalah keliru besar kalau dalih
"pestanya mahasiswa" lantas dijadikan alasan untuk menyerahkan
penyelenggaraan acara seserius ini semata-mata kepada rekan-rekan mahasiswa.
Administrasi kampus dan dosen wajib terlibat. Ospek bahkan semestinya berada di
bawah kontrol lembaga. Kontrol diperlukan agar Ospek berlangsung dalam
koridornya. Ini sekaligus merupakan bentuk pertanggungjawaban kampus pada
orangtua mahasiswa baru.
B.
Alasan
mengapa OSPEK harus dihapuskan :
1. OSPEK
hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati
paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para
senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak
lebih sebagai budaknya.
2. Pelaksanaan
OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan
bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk
KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah
melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.
3. Penanaman
nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK
EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun
kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal
untuk menerima informasi baru.
4. Pembuatan
aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata,
tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka
atribut tersebut.
5. Thorndike,
seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk
meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi
pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan
perilaku-perilaku buruknya.
6. Kekuasaaan
sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki
wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan
baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.
7. Tak
dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi
senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa
dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun
berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas
hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.
8. OSPEK
memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada
mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas
dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.
9. Setiap
orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang
serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan
suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada
akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.
10.
Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan
romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun
tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini
merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam
hidup mereka. *Coba tanyakan juga pada mahasiswa baru tentang kesan OSPEK.
C.
Solusi
yang saya tawarkan untuk mengganti OSPEK, yaitu :
Pemberian informasi mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya dapat
dilakukan dalam satu matakuliah umum dalam beberapa kali pertemuan, yang
kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dalam kelompok yang dipandu
dan difasilitator oleh mahasiswa yang lebih senior. Dinamika kelompok kecil
akan lebih terasa dibandingkan kelompok besar, sehingga keakraban antar
mahasiswa dalam kelompok maupun antar kelompok pun akan semakin terjalin dengan
baik.
Penanaman nilai-nilai dan informasi baru sangat efektif dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dalam rupa permainan-permainan ringan tanpa
hukuman. Hadiah telah terbukti efektif dalam membentuk dan mempertahankan suatu
perilaku baru.
Sistem Kredit Poin per Materi dapat juga
digunakan sebagai hadiah (rewards). Misalnya 1 poin untuk datang tepat waktu, 1
poin untuk kerapian, 1 poin untuk mengenal denah gedung kuliah. Jika mahasiswa
tidak memperoleh standar poin tertentu, mahasiswa harus mengulang kegiatan
tersebut di tahun depan ataupun pengurangan jumlah sks yang diambil.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterlibatan otoritas kampus, di antaranya dosen, diharapkan
dapat memperbaiki citra Ospek yang selama ini terkesan hanya menjadi ajang
narsis panitia (mahasiswa). Seolah menjadi tradisi yang tak dapat dihapus,
dalam setiap Ospek dari tahun ke tahun, ada saja tugas mengumpulkan tanda
tangan panitia. Masih banyak kok alternatif lain di luar cara "jadul"
dan tidak kreatif seperti ini. Tradisi lain yang sering dipermasalahkan
berkenaan dengan pelaksanaan tata tertib guna menumbuhkan mental disiplin.
Penanaman disiplin sebagai bagian dari budaya kampus itu penting. Namun, citra
kekerasan dan militeristik yang acap melekat sebagai konsekuensi penanaman
disiplin dan tata tertib dalam Ospek perlu dihapus. Pemberian sanksi mestinya
bersifat edukatif, mencerdaskan, bukan justru merendahkan martabat sang
pelanggar disiplin. Katakanlah, seperti membuat karya tulis.Saya bayangkan,
alangkah idealnya andai Ospek dilaksanakan sebagai ajang edukasi dalam semangat
silaturahmi guna menyambut anggota keluarga baru. Sivitas akademika kampus,
bagaimanapun, adalah sebuah keluarga. Betapa indah bila penyelenggaraan Ospek
menjadi kerja sama semua pihak dalam kampus, dan dilaksanakan dalam semangat
kebersamaan penuh kasih, tanpa dikotori oleh ego yang hanya memunculkan
kecurigaan-kecurigaan nan tak beralasan.
DAFTAR
PUSTAKA