Kumpulan contoh tugas makalah dan pembahasan lainnya

Friday 11 March 2016

Kerajaan Islam di Indonesia

KERAJAAN ISLAM di INDONESIA


a. Kerajaan Perlak
Perlak ialah kerajaan Islam tertua diIndonesia. Perlak adalah sebuah kerajaan menggunakan masa pemerintahan relatif panjang. Kerajaan yang berdiri di tahun 840 ini berakhir di tahun 1292 karena bergabung dengan Kerajaan Samudra Pasai. Semenjak berdiri sampai bergabungnya Perlak dengan Samudrar Pasai, terdapat 19 orang raja yang memerintah. Raja yg pertama artinya Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah (225 – 249 H / 840 – 964 M). Sultan bernama asli Saiyid Abdul Aziz di tanggal 1 Muhharam 225 H dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Perlak. Sesudah pengangkatan ini, Bandar Perlak diubah sebagai Bandar Khalifah.
Kerajaan ini mengalami masa jaya pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).
Eksistensi Kerajaan Perlak didukung oleh adanya / ditemukannya sumber-asal dan  bukti-bukti sejarah (A. Hasjmy, 1989).

B. Kerajaan samudera  Pasai
Kerajaan ini didirikan sang Sultan Malik Al-saleh dan  sekaligus menjadi raja pertama di abad ke-13. Kerajaan samudera  Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe kini   (pantai timur Aceh).
Menjadi sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah pada Samudra Pasai. Raja-raja yg pernah memerintah Samudra Pasai merupakan seperti berikut.
(1) Sultan Malik Al-saleh
(2) Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I) yg memerintah sejak 1297-1326.
(tiga) Sultan Malik al Tahir II (1326 – 1348 M). .


C. Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan sang Sultan Ibrahim yg bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena mundurnya Kerajaan samudera  Pasai serta berkembangnya Kerajaan Malaka.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh terdapat pada Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas 2 sistem: pemerintahan sipil pada bawah kaum bangsawan, dianggap golongan teuku; serta pemerintahan atas dasar kepercayaan  pada bawah kaum ulama, diklaim golongan tengku atau teungku.
Aceh mencapai jaman keemasan pada bawah pemerintah Sultan Iskandar belia yg memerintah tahun 1607-1936. Beliau artinya orang yg cakap dan  pemeluk Islam yang taat. Daerah di Semenanjung Malaya, seperti Johor, Kedah, pahang berhasil dikuasai. Demikian jua wilayah Perlak, Pulau Bintan dan  Nias.

Iskandar muda bersikap anti penjajah. Ia bercita-cita bisa mengusir Portugis dari Malaka. Oleh karena itu Iskandar belia beberapa kali menyerang Portugis pada Malaka. Model, tahun 1629, ia melakukan serangan akbar-besaran ke Malaka. Namun sebab persenjataan yg tak seimbang belum berhasil. Portugis pun jua menyerang serta berusaha menguasai Aceh, tetapi selalu dapat dipukul mundur sang tentara Aceh.

Pada masa kekuasaan Iskandar muda disusun suatu Undang-undang ihwal rapikan Pemerintah. Undang-undang itu diklaim adat Mahkota Alam.

Tahun 1636 Sultan Iskandar muda Wafat lalu digantikan Sultan Iskandar thani. Sultan Iskandar Thani memerintah hingga tahun 1641. Raja-raja yang berkuasa selanjutnya lemah. Ad interim tahun 1641 Belanda telah berhasil menguasai Malaka. Usang kelamaan Belanda pun berhasil memasukkan pengaruhnya ke Aceh.
Peninggalan sejarah dari kerajaan Aceh antara lain berupa koin emas, stempel kerajaan, makam Sultan Iskandar belia, Rencong, juga beberapa karya sastra. Pada bidang kesusasteraan dan  ilmu kepercayaan , Aceh sudah melahirkan beberapa ulama ternama, yg karangan mereka sebagai rujukan utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin Al-Raniri pada bukunya Sirat al-Mustaqim, serta Syekh Abdul Rauf Singkili pada bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi Fashil.

D. Kerajaan Demak dan  Kerajaan Pajang
Demak merupakan kerajaan Islam pertama pada Pulau Jawa. Kerajaan yg didirikan oleh Raden Patah ini di awalnya artinya sebuah daerah dengan nama Glagah atau Bintoro yg berada di bawah kekuasaan Majapahit. Majapahit mengalami kemunduran di akhir abad ke-15. Kemunduran ini memberi peluang bagi Demak buat berkembang menjadi kota besar  dan  pusat perdagangan. Menggunakan donasi para ulama Walisongo, Demak berkembang menjadi pusat penyebaran kepercayaan  Islam pada Jawa serta wilayah timur Nusantara.

Menjadi kerajaan, Demak diperintah silih berganti sang raja-raja. Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Raden Patah sebenarnya artinya Pangeran Jimbun, putra raja Majapahit. Di masa pemerintahannya, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan  sekitarnya, dan  relatif berpengaruh di Palembang dan  Jambi di Sumatera, serta beberapa wilayah pada Kalimantan. Sebab mempunyai bandar-bandar krusial mirip Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik.

Raden Patah memperkuat armada lautnya sehingga Demak berkembang menjadi negara maritim yang bertenaga. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang Portugis yg pada ketika itu menguasai Malaka. Demak membantu Malaka karena kepentingan Demak turut terganggu menggunakan hadirnya Portugis pada Malaka. Namun, agresi itu gagal.

Dalam bidang budaya poly hal yg menarik yang artinya peninggalan asal kerajaan Demak. Keliru satunya adalah Masjid Demak, di mana keliru satu tiang utamanya terbuat asal pecahan-pecahan kayu yg diklaim Soko Tatal. Masjid Demak dibangun atas pimpinan Sunan Kalijaga. Di serambi depan Masjid (pendopo) itulah Sunan Kalijaga membangun dasar-dasar perayaan Sekaten (Maulud Nabi Muhammad saw) yg hingga sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan  Cirebon.

E. Kerajaan Mataram
Sutawijaya yg menerima limpahan Kerajaan Pajang dari Sutan Benowo kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke daerah kekuasaan ayahnya, Ki Ageng Pemanahan, pada Mataram. Sutawijaya lalu sebagai raja Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Pemerintahan Panembahan Senopati (1586-1601) tidak berjalan menggunakan mulus sebab diwarnai sang pemberontakan-pemberontakan. Kerajaan yg berpusat di Kotagede (sebelah tenggara kota Yogyakarta sekarang) ini selalu terjadi perang untuk menundukkan para bupati yg ingin melepaskan diri berasal kekuasaan Mataram, mirip Bupati Ponorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan bahkan Demak. Namun, semua wilayah itu dapat ditundukkan. Wilayah yang terakhir dikuasainya ialah Surabaya dengan donasi Sunan Giri.

F. Kerajaan Banten
Kerajaan yg terletak di barat Pulau Jawa ini di awalnya ialah bagian asal Kerajaan Demak. Banten direbut sang pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah artinya keliru seorang wali yg diberi kekuasaan sang Kerajaan Demak buat memerintah di Cirebon. Syarif Hidayatullah mempunyai 2 putra laki-laki , pangeran Pasarean serta Pangeran Sabakingkin. Pangeran Pasareaan berkuasa di Cirebon. Di tahun 1522, Pangeran Saba Kingkin yang kemudian lebih dikenal dengan nama Hasanuddin diangkat sebagai Raja Banten.

G. Kerajaan Cirebon
Kerajaan yg terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan  Jawa Tengah didirikan sang keliru seseorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah.
Syarif Hidayatullah membawa kemajuan bagi Cirebon. Waktu Demak mengirimkan pasukannya pada bawah Fatahilah (Faletehan) buat menyerang Portugis di Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah memberikan donasi sepenuhnya. Bahkan di tahun 1524, Fatahillah diambil menantu sang Syarif Hidayatullah. Setelah Fatahillah berhasil mengusir Portugis berasal Sunda Kelapa, Syarif Hidayatullah meminta Fatahillah buat menjadi Bupati pada Jayakarta. Syarif Hidayatullah lalu digantikan sang putranya yg bernama Pangeran Pasarean.

H. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan yang terletak pada Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas 2 kerjaan:
Gowa serta Tallo. Ke 2 kerajaan ini lalu manunggal. Raja Gowa, Daeng Manrabia, menjadi raja bergelar Sultan Alauddin serta Raja Tallo, Karaeng Mantoaya, menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah. Sebab sentra pemerintahannya terdapat pada Makassar, Kerajaan Gowa dan  Tallo seringkali dianggap sebagai Kerajaan Makassar.
Sebab posisinya yang strategis di antara wilayah barat serta timur Nusantara, Kerajaan Gowa dan  Tallo menjadi bandar utama buat memasuki Indonesia Timur yg kaya rempah-rempah. Kerajaan Makassar mempunyai pelaut-pelaut yg tangguh terutama berasal daerah Bugis. Mereka inilah yg memperkuat barisan pertahanan laut Makassar.
Raja yang terkenal dari kerajaan ini merupakan Sultan Hasanuddin (1653-1669).

I. Kerajaan Ternate dan  Tidore
Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yg berdiri di abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah anak didik berasal Sunan Giri pada Kerajaan Demak. Kerajaan Tidore berdiri pada pulau lainnya dengan Sultan Mansur menjadi raja.

Kerajaan yg terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang sebab Maluku kaya akan rempah-rempah. Kerajaan Ternate cepat berkembang berkat yang akan terjadi rempah-rempah terutama cengkih.