MAKALAH TENTANG GERHANA MATAHARI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini membahas tentang gerhana dan gerhana matahari - Tanpa disadari sebenarnya kita selalu berputar dimuka bumi ini
sesuai dengan bumi dan tata surya. Sistem tata surya kita yang terdiri dari 9
planet, bulan, komet (asteroid) sering disebut juga tubuh atau anggota
benda-benda angkasa, dimana seluruh benda angkasa tersebut bergerak secara
tetap. Pusat dari benda-benda angkasa atau tata surya kita adalah Matahari.
Matahari berputar pada porosnya/ berotasi selama 25 hari. Bumi yang merupakan
planet ketiga dari Matahari, berputar pada porosnya dalam jangka waktu 24 jam.
Inilah yang menyebabkan adanya siang dan malam. Selain berputar pada porosnya
bumi juga berputar mengelilingi matahari atau disebut juga evolusi. Jalur bumi
untuk mengitari matahari disebut dengan "Orbit".
Untuk mengelilingi matahari, bumi memerlukan waktu selama 365 ¼
hari atau kira-kira 1 tahun. Demikian juga dengan bulan. Bulan berevolusi 27 ½
hari. Tetapi karena bumi juga berputar, membuat bulan memerlukan waktu lebih
untuk kembali pada posisinya semula. Bulan merupakan tetangga terdekat Bumi dalam
tata surya. Permukaannya bertabur batu dan terdiri dari hamparan titik-titik
kawah yang tak terhitung jumlahnya. Terkadang selama dalam jalur orbitnya,
bulan dan bumi menjadi satu garis atau sejajar. Ketika hal ini terjadi maka
inilah yang disebut dengan Gerhana.
Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang gerhana, maka makalah
ini dibuat untuk menjelaskan gerhana secara umum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
gerhana?
2. Apa sajakah jenis-jenis
gerhana?
3. Apa yang dimaksud gerhana
matahari?
4. Apa sajakah jenis-jenis
gerhana matahari?
5. Apakah yang menyebabkan
terjadinya gerhana matahari?
8. Apa sajakah jenis-jenis
gerhana bulan?
9. Bagaimanakah Frekuensi
dan periodisitas gerhana?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk lebih mengetahui dan memahami secara
lebih mendalam mengenai gerhana, gerhana matahari serta untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Gerhana
Gerhana adalah fenomea astronomi yang terjadi
sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda
angkasa lain. Gerhana dibagi menjadi dua yaitu gerhana bulan dan gerhana
matahari. Terjadinya gerhana adalah karena sifat dari pergerakan
benda langit berupa bumi dan bulan dalam posisinya terhadap matahari. Kita
mengetahui bahwa bumi ini bulat dan berada di angkasa. Ia beredar mengelilingi
matahari sambil berputar pada sumbunya. Lama bumi mengelilingi matahari adalah
satu tahun atau tepatnya 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik (356,24220 hari).
Lama bumi berputar pada sumbunya rata-rata 24 jam (sehari semalam). Perjalanan
keliling bumi mengitari matahari itu bentuknya elips. Lingkaran lintasan
keliling bumi mengitari matahari itu disebut ekliptika.
Agar terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan setidak nya
membutuhkan dua kondisi, bukan hanya satu. Yaitu:
- Agar gerhana matahari dapat terjadi bulah harus mengalami fase Bulan Baru atau agar gerhana bulan dapat terjadi bulan harus mengalami fase bulan purnama
- Garis node harus sejajar dekat dengan Matahari dan Bumi
B. Jenis-jenis gerhana
Gerhana terbagi atas tiga:
1. Gerhana Matahari
2. Gerhana Bulan
3. Gerhana Satelit
C. Gerhana matahari
Gerhana Matahari, dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam
satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan bumi mengalami
gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan terhalang bulan.
Suasana siang hari yang cerah saat gerhana terjadi akan berubah menjadi gelap
selama 4 – 7 menit, kemudian terang kembali.
Ketika bulan berada di antara matahari dan
bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih ke Selatan,
mungkin pula lebih ke Utara dari garis hubung antara matahari dan bumi. Bila
suatu saat bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan
akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi.
Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Tidak semua wilayah di permukaan
bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh
bayangan bulan itu yang akan melihat gerhana matahari.
Pada saat terjadinya gerhana
matahari, jari-jari penampang kerucut matahari-bumi pada posisi bulan ~ 1.2o.
Syarat maksimal jarak bulan dari ekliptika untuk terjadi gerhana (umum) ~ 1.5o.
Syarat maksimal jarak bulan dari ekliptika untuk terjadi gerhana sentral
(gerhana matahari total/cincin, GMT/GMC) ~ 1o. Misalnya, pada 16
Februari 1999 jarak bulan dari ekliptika ~ 0.5o (lintang
ekliptika, β ~ -0.5o) sehingga memungkinkan terjadi
gerhana sentral.
Mungkin tidaknya terjadi
gerhana matahari ditentukan dengan limit gerhana matahari, yaitu jarak terjauh
matahari dari titik nodal (titik potong bidang orbit bulan dan akliptika) yang
memungkinkan bulan berada di dalam kerucut matahari-bumi (sehingga memungkinkan
terjadinya gerhana). Limit gerhana matahari secara umum ~ 15o,
sedangkan limit gerhana sentral (GMT/GMC) ~ 10o.
Waktu Kontak dan Fase Gerhana Matahari
Momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:
1. Kontak I
Kontak I adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai
bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana.
2. Kontak II
Kontak II adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup
oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh
piringan bulan seluruhnya berada ‘di dalam’ piringan matahari (untuk peristiwa
gerhana matahari cincin).Kontak II ini menandai dimulainya fase total (untuk
gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana matahari cincin)
3. Puncak gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan
pusat piringan Matahari mencapai minimum.
4. Kontak III
Kontak III adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat
piringan matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa
gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan piringan
matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).Interval antara Kontak II
dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana matahari
sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
5. Kontak IV
Kontak IV adalah saat piringan matahari dan piringan bulan
bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari. Kontak IV
ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana
secara keseluruhan.Interval antara Kontak I dan Kontak IV adalah panjangnya
peristiwa gerhana matahari.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana matahari
melalui fase-fase:
§ Fase gerhana sebagian: selang antara kontak I dan
kontak II, dan antara kontak III dan kontak IV
§ Fase gerhana total atau fase gerhana cincin
(tergantung gerhana matahari total atau cincin): selang antara kontak II dan
kontak III
Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat
terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan
darimana kita mengamati. Secara prinsip:
§ Pada gerhana matahari total: terjadi fase gerhana
sebagian dan fase gerhana total
§ Pada gerhana matahari cincin: terjadi fase gerhana
sebagian dan fase gerhana cincin
§ Pada gerhana matahari sebagian: hanya terjadi fase
gerhana sebagian.
Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah
yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati
fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif
terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra Bulan. Karena itu, untuk melakukan
pengamatan gerhana matahari, perlu perencanaan dan pemilihan lokasi pengamatan.
2. Jenis-jenis gerhana matahari
Berdasarkan penampakannya saat puncak gerhana, gerhana matahari
dapat dibedakan menjadi:
· Gerhana
Matahari Total
Pada gerhana matahari total, seluruh piringan matahari tertutup
oleh piringan bulan. Saat gerhana matahari total ini, ukuran piringan bulan
sama besar atau lebih besar dari piringan matahari.
· Gerhana
Matahari Cincin
Pada gerhana matahari cincin, ujung umbra tidak mencapai permukaan
Bumi. Hanya perpanjangan umbra saja (yang disebut antumbra atau anti umbra)
yang mencapai permukaan Bumi. Meski seluruh piringan bulan berada di depan
piringan matahari, tetapi ukurannya lebih kecil dari piringan matahari,
akibatnya tidak seluruh piringan matahari tertutupi. Bagian pinggiran piringan
matahari yang tidak tertutupi piringan bulan tersebut, masih bercahaya,
sementara bagian tengahnya gelap tertutup piringan bulan. Karena itu gerhana
ini dinamakan gerhana matahari cincin.
· Gerhana
Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
Gerhana matahari cincin - total adalah gerhana matahari yang
jarang terjadi. Pada gerhana matahari jenis ini, di sebagian tempat di muka
Bumi, yang teramati adalah gerhana matahari cincin, sedangkan di tempat lain
gerhana matahari total.
Hal ini bisa terjadi karena pada saat puncak gerhana, puncak
kerucut umbra Bulan berada (hampir) tepat di permukaan Bumi, dan pada lokasi
ini akan teramati gerhana matahari total. Sedangkan pada lokasi di timur dan
barat lokasi tadi, bayangan gelap yang jatuh di permukaan Bumi bukanlah umbra,
tetapi perpanjangan umbra (antumbra), sehingga untuk fase total pada lokasi ini
yang teramati adalah gerhana matahari cincin.
· Gerhana
Matahari Sebagian
Pada gerhana matahari sebagian, saat puncak gerhana terjadi, tidak
seluruh piringan bulan menutupi piringan matahari dan tidak seluruh piringan
bulan berada di depan piringan matahari. Dikenal juga istilah gerhana sentral
dan gerhana non-sentral. Gerhana sentral adalah gerhana yang terjadi dengan
garis penghubung Matahari-Bulan berpotongan dengan permukaan Bumi. Jika garis
hubung tersebut tidak memotong permukaan Bumi, gerhana tersebut dinamakan
gerhana non-sentral. Gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, dan
gerhana cincin-total termasuk gerhana sentral. Sedangkan gerhana matahari
sebagian, ada yang sentral ada yang tidak
II. Gerhana
bulan
Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu
garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan
dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh bayangan bumi.
1. Penyebab terjadinya gerhana bulan
Gerhana bulan adalah sebuah peristiwa alam dimana cahaya matahari
yang jatuh ke bulan terhalang oleh bumi. Ini terjadi saat kedudukan bumi berada
satu garis lurus dengan matahari dan bulan. Gerhana bulan hanya bisa terjadi
saat bulan purnama karena bumi akan menutupi bulan yang berukuran jauh lebih
besar dan memiliki jarak yang relatif dekat. Gerhana bulan bisa terjadi dalam
waktu yang lumayan lama, yaitu sekitar 5 - 6 jam.
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau
keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi
berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga
sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana bulan muncul
bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang
orbit bulan terhadap bidang ekliptika, maka tidak setiap oposisi bulan dengan
matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit
bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut
node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan ini
akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu
29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya.
Sebenarnya, pada peristiwa gerhana bulan,
seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini dikarenakan masih adanya sinar
matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan kebanyakan sinar
yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah. Itulah sebabnya pada saat
gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa berwarna merah tembaga,
jingga, ataupun coklat.
Momen terjadinya gerhana Bulan diurut
berdasarkan urutan terjadinya:
1. P1
P1 adalah kontak I penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P1 menandai dimulainya
gerhana bulan secara keseluruhan.
2. P2
P2 adalah kontak II penumbra, yaitu saat
piringan Bulan bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. Saat P2 terjadi,
seluruh piringan Bulan berada di dalam piringan penumbra Bumi.
3. U1
U1 adalah kontak I umbra, yaitu saat piringan
Bulan bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
4. U2
U2 adalah kontak II umbra, yaitu saat piringan
Bulan bersinggungan dalam dengan umbra Bumi. U2 ini menandai dimulainya fase
total dari gerhana bulan.
5. Puncak
Gerhana
Puncak gerhana adalah saat jarak pusat
piringan Bulan dengan pusat umbra/penumbra mencapai minimum.
6. U3
U3 adalah kontak III umbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan umbra Bumi, ketika piringan
Bulan tepat mulai akan meninggalkan umbra Bumi. U3 ini menandai berakhirnya
fase total dari gerhana bulan.
7. U4
U4 adalah kontak IV umbra, yaitu saat piringan
Bulan kembali bersinggungan luar dengan umbra Bumi.
8. P3
P3 adalah kontak III penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan dalam dengan penumbra Bumi. P3 adalah
kebalikan dari P2.
9. P4
P4 adalah kontak IV penumbra, yaitu saat
piringan Bulan kembali bersinggungan luar dengan penumbra Bumi. P4 adalah
kebalikan dari P1, dan
menandai berakhirnya peristiwa gerhana bulan
secara keseluruhan.
Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa
gerhana bulan melalui fase-fase:
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
a. fase gerhana penumbral: selang antara P1-U1, dan antara U4-P4
b. fase gerhana umbral: selang antara U1-U4
c. fase total: selang antara U2-U3
Tidak keseluruhan kontak dan fase akan terjadi
saat gerhana bulan. Jenis gerhana bulan menentukan kontak-kontak dan fase
gerhana mana saja yang akan terjadi. Misalnya saat gerhana bulan total,
keseluruhan kontak dan fase akan dilalui. Untuk gerhana bulan sebagian, karena
tidak keseluruhan Bulan masuk dalam umbra Bumi, maka U2 dan U3 tidak akan
terjadi, sehingga fase total tidak akan diamati. Untuk gerhana penumbral total,
karena Bulan tidak menyentuh umbra Bumi, maka U1, U2, U3, dan U4 tidak akan
terjadi, karena itu fase gerhana umbral tidak akan diamati. Sedangkan pada
gerhana penumbral sebagian, hanya P1 dan P4 saja yang akan terjadi.
Berbeda dengan gerhana matahari, pada gerhana
bulan, waktu-waktu kontak dan saat terjadinya suatu fase gerhana, tidak
dipengaruhi oleh lokasi pengamat. Semua pengamat yang berada di belahan Bumi
yang mengalami gerhana akan mengamati waktu-waktu kontak (umbra dan penumbra)
pada saat yang bersamaan.
2. Jenis-jenis gerhana bulan
· Gerhana
Bulan Total Jika saat fase gerhana maksimum gerhana, keseluruhan Bulan
masuk ke dalam bayangan inti / umbra Bumi, maka gerhana tersebut dinamakan
gerhana bulan total. Gerhana bulan total ini maksimum durasinya bisa mencapai
lebih dari 1 jam 47 menit.
· Gerhana
Bulan Sebagian
Jika hanya sebagian Bulan saja yang masuk ke daerah umbra Bumi,
dan sebagian lagi berada dalam bayangan tambahan / penumbra. Bumi pada saat
fase maksimumnya, maka gerhana tersebut dinamakan gerhana bulan sebagian.
· Gerhana
Bulan Penumbral Total
Pada gerhana bulan jenis ke- 3 ini, seluruh Bulan masuk ke dalam
penumbra pada saat fase maksimumnya. Tetapi tidak ada bagian Bulan yang masuk
ke umbra atau tidak tertutupi oleh penumbra. Pada kasus seperti ini, gerhana
bulannya kita namakan gerhana bulan penumbral total.
· Gerhana
Bulan Penumbral Sebagian
Dan gerhana bulan jenis terakhir ini, jika hanya sebagian saja
dari Bulan yang memasuki penumbra, maka gerhana bulan tersebut dinamakan
gerhana bulan penumbral sebagian. Gerhana bulan penumbral biasanya tidak
terlalu menarik bagi pengamat. Karena pada gerhana bulan jenis ini, penampakan
gerhana hampir-hampir tidak bisa dibedakan dengan saat bulan purnama biasa.
III. Frekuensi
dan Periodisitas Gerhana
a. Musim Gerhana
Gerhana terjadi saat Bulan berada kira-kira segaris dengan Bumi
dan Matahari, dan saat itu Bulan berada di salah satu titik simpulnya. Dengan
kata lain, gerhana bisa terjadi jika garis nodal searah dengan arah garis
hubung Bumi-Matahari. Bumi bergerak dengan arah A-B-C-D. Jika Bumi berada pada
posisi A dan C, maka saat bulan baru dan bulan purnama, akan terjadi gerhana.
Sedangkan saat Bumi berada di posisi B dan D, tidak akan terjadi gerhana saat
fase bulan baru atau purnama. Saat posisi B dan D pada, bayangan bulan tidak
mencapai Bumi saat fase bulan baru. Sedangkan saat bulan purnama, bayangan
Bumipun tidak mengenai Bulan. Saat-saat konfigurasi Bumi-Matahari-garis nodal
seperti pada A dan C pada, maka pada waktu fase bulan baru pasti akan terjadi
gerhana matahari, dan saat fase bulan purnama akan terjadi gerhana bulan.
Saat-saat seperti itu dinamakan musim gerhana, dan pada saat musim gerhana,
dikatakan Bumi berada dalam zona gerhana. Dalam satu tahun, terjadi dua musim
gerhana, yaitu saat konfigurasi A dan saat konfigurasi C tercapai. Namun musim
gerhana tidak tepat terpisah 6 bulan, karena garis nodal sendiri bergeser
dengan laju 19º pertahun ke arah barat. Akibatnya musim gerhana terjadi dalam
interval yang lebih pendek, yaitu 173,3 hari. Interval waktu yang dibutuhkan
Bumi untuk mengelilingi Matahari dari konfigurasi Bumi-Matahari segaris dengan
garis nodal seperti posisi A kembali ke konfigurasi semula dinamakan tahun
gerhana. Satu tahun gerhana terdiri dari 2 musim gerhana. Karena gerak garis
nodal tadi, maka satu tahun gerhana tidak sama dengan satu tahun sideris,
tetapi lebih pendek. Tahun sideris ini adalah selang waktu yang dibutuhkan Bumi
untuk mengelilingi Matahari.
Bulan dan Matahari terlihat sebagai piringan di langit. Karena
itu, saat gerhana terjadi, posisi posisi Bumi-Bulan-Matahari tidak mesti tepat
segaris. Dilihat dari Bumi, gerhana matahari bisa terjadi jika Matahari
(dilihat dari Bumi) berada sekitar 18,5º dari titik node, baik di sebelah timur
ataupun barat. Selama Matahari berada dalam interval tersebut, pada fase bulan
mati akan terjadi gerhana matahari. Hal yang sama terjadi juga untuk Bulan.
Gerhana bulan bisa terjadi jika bulan berada 16,5º dari titik node, baik di
sebelah timur ataupun barat. Maka selama Bulan berada dalam interval itu, saat
purnama akan terjadi gerhana bulan.
Gerhana matahari terjadi jika Matahari berada dalam selang 37º
yang berpusat di titik node. Karena Matahari di langit bergerak dengan
kecepatan ~1º perhari,dibutuhkan kira-kira 37 hari untuk melintasi daerah
tersebut. Sedangkan fase bulan baru terjadi tiap 29,5 hari. Karena itu, ketika
Matahari berada dalam selang tersebut, minimal terjadi satu kali fase bulan
baru. Dengan kata lain, setiap musim gerhana, dipastikan akan terjadi gerhana
matahari. Minimal dalam satu tahun, bisa terjadi 2 kali gerhana matahari, dan
maksimal 5 kali gerhana matahari.
Bumi bergerak mengitari Matahari dengan kecepatan ~1º perhari, dan
membutuhkan waktu 22 hari untuk melintasi daerah yang memungkinkan terjadinya
gerhana. Karena waktu yang dibutuhkan lebih pendek dari selang bulan baru ke
bulan baru, maka mungkin saja selama Bumi berada di zona gerhana tersebut,
tidak terjadi bulan baru. Dengan kata lain, dalam musim gerhana, mungkin saja
tidak terjadi gerhana bulan. Dalam satu tahun, bisa terjadi 3 gerhana bulan,
bisa juga tidak terjadi gerhana bulan sama sekali.
b. Terulangnya Gerhana Serupa
Ribuan tahun lalu orang-orang kuno telah mencatat terjadinya
gerhana yang sama, terjadi berulang paa selang waktu yang teratur.Agar terjadi
gerhana serupa, maka syarat yang harus dipenuhi adalah:
1. Bulan harus pada fase yang
sama
2. Bulan harus pada kedudukan
yang sama terhadap garis simpul
3. Kedudukan matahari dan bulan
harus pada jarak yang sama terhadap bumi
Disamping itu kedua gerhana yang serupa yang terjadi di bumi juga
harus pada waktu yang sama tahun tersebut. Untuk menganalisis ketiga syarat
tersebut, kita telah mengenal adanya tiga jenis bulan yaitu:
· Bulan
Sinodis, adalah waktu bulan dari satu fase ke fase yang sama lagi yang lamanya
29,5306 hari.
· Bulan
Draconis, adalah waktu bulan dari satu kedudukan ke kedudukan yang sama
terhadap garis simpul yang lamanya 27,2122 hari.
· Bulan
Anomalistik, waktu bulan dari kedudukan yang sama terhadap perigee yang lamanya
27,55455 hari.
Jadi kita bisa gunakan salah satu dari kelipatan bulan ini dan
menghasilkan keberulagan gerhana matahari yang serupa dan selang waktu ini
adalah sekitar 18 tahun. Bila saja waktu ini digunakan dalam bentuk hari, maka
gerhana serupa berturutan dalam periode ini akan terjadi pada waktu yang sama
di hari yang sama pada tempat yang sama. Namun karena masih ada sisa sekitar
sepertiga hari pada setiap satu periode, maka gerhana yang betul-betul serupa
terjadi pada waktu, hari, dan tempat yang sama berulang sekitar 54 tahun.
Untuk gerhana bulan yang serupa juga terjadi pada selang periode
ini. Akan tetapi karena batas ekliptis gerhana bulan lebih kecil dari gerhana matahari,
maka segi gerhana bulan yang serupa yang terjadi pada waktu, hari, dan tempat
yang sama berulang sekitar 50 period atau sekitar 870 tahun. Cara ini dapat
digunakan untuk meramalkan gerhana serupa, baik gerhana bulan maupun gerhana
matahari.
BAB III
KESIMPULAN
Maka dari makalah gerhana ini dapat di tarik kesimpulan bahwa gerhana dan gerhana matahari adalah sbb :
1. Definisi gerhana
Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi
sebuah benda angkasabergerak ke dalam bayangan sebuah benda
angkasa lain. Gerhana dibagi menjadi dua yaitu gerhana bulan dan gerhana
matahari.
2. Jenis-jenis gerhana
1. Gerhana
Matahari
2. Gerhana
Bulan
3. Gerhana
Satelit
3. Definisi gerhana matahari
Gerhana Matahari, dimana matahari, bulan dan bumi berada dalam
satu garis, maka daerah lintasan proyeksi matahari, bulan dan bumi mengalami
gerhana matahari, dimana jika dilihat dari bumi matahari akan terhalang
bulan.Penyebab terjadinya gerhana matahari
4. Penyebab terjadinya gerhana
matahari
Bulan berada tepat segaris di antara
matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa
daerah di permukaan bumi.
5. Jenis-jenis gerhana matahari
· Gerhana
Matahari Total
· Gerhana
Matahari Cincin
· Gerhana
Matahari Cincin-Total (Gerhana Matahari Hibrid)
· Gerhana
Matahari Sebagian
6. Definisi gerhana bulan
Gerhana Bulan, dimana matahari, bumi dan bulan berada dalam satu
garis, maka lintasan proyeksi matahari, bumi dan bulan, mengalami gerhana bulan
dimana jika dilihat dari bumi bulan akan tertutup oleh bayangan bumi.
7. Penyebab terjadinya gerhana
bulan
Gerhana bulan terjadi saat sebagian atau
keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi
berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga
sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
8. Jenis-jenis gerhana bulan
· Gerhana
Bulan Total
· Gerhana
Bulan Sebagian
· Gerhana
Bulan Penumbral Total
· Gerhana
Bulan Penumbral Sebagian
9. Frekuensi dan periodisitas
gerhana
Gerhana matahari terjadi jika Matahari berada dalam selang 37º
yang berpusat di titik node. Karena Matahari di langit bergerak dengan
kecepatan ~1º perhari, dibutuhkan kira-kira 37 hari untuk melintasi daerah
tersebut. Sedangkan fase bulan baru terjadi tiap 29,5 hari. Karena itu, ketika
Matahari berada dalam selang tersebut, minimal terjadi satu kali fase bulan
baru. Dengan kata lain, setiap musim gerhana, dipastikan akan terjadi gerhana
matahari. Minimal dalam satu tahun, bisa terjadi 2 kali gerhana matahari, dan
maksimal 5 kali gerhana matahari.
Bumi bergerak mengitari Matahari dengan kecepatan ~1º perhari, dan
membutuhkan waktu 22 hari untuk melintasi daerah yang memungkinkan terjadinya
gerhana. Karena waktu yang dibutuhkan lebih pendek dari selang bulan baru ke
bulan baru, maka mungkin saja selama Bumi berada di zona gerhana tersebut,
tidak terjadi bulan baru. Dengan kata lain, dalam musim gerhana, mungkin saja
tidak terjadi gerhana bulan. Dalam satu tahun, bisa terjadi 3 gerhana bulan,
bisa juga tidak terjadi gerhana bulan sama sekali.