Pengertian serta
definisi hakikat – Hakikat adalah suatu kebenaran atau
jika di artikan, hakikat adalah suatu yang memang benar adanya. Namun jika di
bahas lebih dalam lagi hakikat memiliki beberapa arti yang menjurus kembali pada
pengertian serta definisi awalnya lagi.
Pengertian Hakekat Manusia Menurut Pandangan Umum
Pembicaraan
manusia dapat ditinjau dalam berbagai perspektif, misalnya perspektif
filasafat, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi, dan spiritualitas Islam atau
tasawuf, anatar lain
Dalam perspektif
filsafat
Disimpulkan
bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar intelektual.
Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis,
memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual
ini pula yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek,
antara yang salah dan yang benar.
Hakekat
Manusia
Pada
saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang
asal-usul alam semesta dan asal-usul keber-ada-an dirinya sendiri. Terdapat dua
aliran  pokok  filsafat  
yang  memberikan  jawaban 
atas pertanyaan  tersebut,  yaitu Evolusionisme dan  Kreasionisme 
(J.D.  Butler, 1968). Menurut
Evolusionisme,  manusia adalah  hasil 
puncak  dari  mata  
rantai  evolusi  yang 
terjadi  di  alam 
semesta.  Manusia  sebagaimana 
halnya alam  semesta ada  dengan sendirinya berkembang dari alam  itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran
ini antara lain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan  Konosuke 
Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul manusia
sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau
Personality, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain Thomas
Aquinas . Memang  kita  dapat 
menerima  gagasan  tentang 
adanya  proses  evolusi 
di  alam semesta termasuk
pada  diri  manusia, 
tetapi  tentunya kita   menolak pandangan  yang menyatakan adanya manusia di alam
semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu sendiri, tanpa
Pencipta.
Wujud
dan Potensi Manusia.
Wujud  Manusia. menurut  penganut 
aliran  Materialisme yaitu  Julien 
de  La Mettrie bahwa  esensi 
manusia  semata-mata  bersifat 
badani,  esensi  manusia 
adalah tubuh atau fisiknya.  Sebab
itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya  hanya 
sebagai  resonansi  dari 
berfungsinya  badan  atau 
organ  tubuh. Tubuhlah yang
mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada organ tubuh luka muncullah rasa sakit.  Pandangan 
hubungan  antara  badan 
dan  jiwa  seperti 
itu  dikenal  sebagai Epiphenomenalisme (J.D. Butler,
1968). Bertentangan  dengan  gagasan 
Julien  de  La 
Metrie,  menurut Plato salah
seorang  penganut  aliran 
Idealisme -bahwa  esensi   manusia 
bersifat 
kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang 
Plato  tidak   mengingkari 
adanya  aspek  badan, 
namun menurut  dia  jiwa 
mempunyai  kedudukan  lebih 
tinggi  daripada  badan.
Dalam
Perspektif Ekonomi.
Dalam
perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal
untuk memenuhi hajat-hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat
menghiasi kehidupan mereka.
Dalam
Perspektif Sosiologi.
Manusia
adalah makhluk social yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari
manusia lainnya. Bahkan, pola hidup bersama yang saling membutuhkan dan saling
ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Dalam
Perspektif Antropologi.
Manusia
adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. Ia senantiasa
mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.
Dalam
Perspektif Psikologi.
Manusia
adalah makhluk yang memiliki jiwa. Jiwa merupakan hal yang esensisal dari diri
manusia dan kemanusiaannya. Dengan jiwa inilah, manusia dapat berkehendak,
berpikir, dan berkemauan.
Nah
itulah sobat pengertian hakikat. Mudah-mudahan artikel ini dapat membantu dan
memperluas pengertahuan pembaca tentang hakekat.
