MAKALAH
MUSIK TRADISIONAL SUMATRA BARAT
(TALEMPONG)
Disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Seni Budaya
Tahun Ajaran 2013/2014
Disusun
Oleh :
Mr. TALEMPONG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 BANJAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas Seni Musik Khas Sumatra Barat yaitu Talempong
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Banjar, September 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya
Minangkabau adalah
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang di seluruh kawasan
berikut daerah perantauan Minangkabau. Budaya ini merupakan salah satu dari dua
kebudayaan besar di Nusantara yang sangat menonjol dan berpengaruh.
Budaya ini memiliki sifat egaliter, demokratis, dan sintetik, yang menjadi
anti-tesis bagi kebudayaan besar lainnya, yakni budaya Jawa yang bersifat feodal dan sinkretik.
Berbeda dengan kebanyakan budaya yang
berkembang di dunia, budaya Minangkabau menganut sistem matrilineal baik dalam hal pernikahan, persukuan,
warisan, dan sebagainya.
Berdasarkan historis, budaya
Minangkabau berasal dari Luhak Nan Tigo, yang kemudian menyebar ke wilayah
rantau di sisi barat, timur, utara dan selatan dari Luhak Nan Tigo. Saat ini
wilayah budaya Minangkabau meliputi Sumatera Barat, bagian barat Riau (Kampar,
Kuantan Singingi, Rokan Hulu), pesisir barat Sumatera Utara (Natal, Sorkam,
Sibolga, dan Barus), bagian barat Jambi (Kerinci, Bungo), bagian utara Bengkulu
(Mukomuko), bagian barat daya Aceh (Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Barat,
Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Tenggara), hingga Negeri Sembilan di Malaysia.
Budaya Minangkabau pada mulanya
bercorakkan budaya animisme dan Hindu-Budha. Kemudian sejak kedatangan para
reformis Islam dari Timur Tengah pada akhir abad ke-18, adat dan budaya
Minangkabau yang tidak sesuai dengan hukum Islam dihapuskan. Para ulama yang
dipelopori oleh Haji Piobang, Haji Miskin, dan Haji Sumanik, mendesak Kaum Adat
untuk mengubah pandangan budaya Minang yang sebelumnya banyak berkiblat kepada
budaya animisme dan Hindu-Budha, untuk berkiblat kepada syariat Islam. Budaya
menyabung ayam, mengadu kerbau, berjudi, minum tuak, diharamkan dalam
pesta-pesta adat masyarakat Minang.
Reformasi budaya di Minangkabau
terjadi setelah Perang Padri yang berakhir pada tahun 1837. Hal ini ditandai
dengan adanya perjanjian di Bukit Marapalam antara alim ulama, tokoh adat, dan
cadiak pandai (cerdik pandai). Mereka bersepakat untuk mendasarkan adat budaya
Minang pada syariat Islam. Kesepakatan tersebut tertuang dalam adagium Adat
basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Syarak mangato adat mamakai. (Adat
bersendikan kepada syariat, syariat bersendikan kepada Al-Quran).
Sejak
reformasi budaya dipertengahan abad ke-19, pola pendidikan dan pengembangan
manusia di Minangkabau berlandaskan pada nilai-nilai Islam. Sehingga sejak itu,
setiap kampung atau jorong di Minangkabau memiliki masjid, selain surau yang
ada di tiap-tiap lingkungan keluarga. Pemuda Minangkabau yang beranjak dewasa,
diwajibkan untuk tidur di surau. Di surau, selain belajar mengaji, mereka juga
ditempa latihan fisik berupa ilmu bela diri pencak silat.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri-ciri musik khas Sumatra
Barat?
2. Bagaimana Fungsi Musik Talempong?
3. Apa saja instrument musik talempong dan bagaimana cara
memainkannya?
4. Berapa jumlah pemain pada musik Talempong?
5. Berapa lama durasi penyajian musik
talempong?
C.
Tujuan
Makalah
ini bertujuan agar pembaca mengetahui dan lebih memahami mengenai salah satu
musik daerah nusantara yaitu Talempong. Dan dapat pula untuk menghargai dan
melestarikan musik daerahnya.
D.
Manfaat
1.
Pembaca dapat mengetahui ciri-ciri musik
Talempong
2.
Pembaca dapat megetahui fungsi musik
Talempong
3.
Mengetahui macam-macam instrument musik
Talempong dan mengetahui cara memainkannya
4.
Mengetahui jumlah pemain pada musik
Talempong
5.
Mengetahui durasi penyajian pada musik
Talempong
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri Musik Talempong
Musik Talempong memiliki cirri khas antara
lain :
1. Bertangga nada diatonik
2. Harmoni kontarpunk dengan irama
relatif cepat
3. Instrumen terdiri atas saluang,
serunai, talempong, dan gendang
4. Berfungsi sebagai hiburan, pengiring
lagu, tari, teater tradisional (randai)
B. Fungsi Musik Talempong
Secara umum, fungsi musik bagi masyarakat
Indonesia antara lain sebagai sarana atau media upacara ritual, media hiburan,
media ekspresi diri, media komunikasi, pengiring tari, dan sarana ekonomi.
1.
Sarana upacara budaya (ritual)
Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat
dengan upacara- upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara
keagamaan dan kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh
instrumen atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu,
instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana kegiatan adat masyarakat.
2.
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik merupakan salah satu cara
untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai sarana
rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya masyarakat Indonesia
sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada perunjukan musik di
daerah mereka, mereka akan berbondong- bondongmendatangi tempat pertunjukan
untuk menonton.
3.
Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman (baik pencipta lagu maupun
pemain musik), musik adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui
musik, mereka mengaktualisasikan potensi dirinya. Melalui musik pula, mereka
mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan, dan cita- cita tentang diri,
masyarakat, Tuhan, dan dunia.
4.
Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi
tertentu yang memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya.
Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda
bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang umum
digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug di masjid, dan
lonceng di gereja.
5.
Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi-
bunyian atau musik diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian
daerah. Oleh sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa
diiringi olehmusik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan
dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa,
poco- poco, dan sebagainya.
6.
Sarana Ekonomi
Bagi para musisi dan artis professional, musik
tidak hanya sekadar berfungsi sebagai media ekspresi dan aktualisasi diri.
Musik juga merupakan sumber penghasilan. Mereka merekam hasil karya mereka
dalam bentuk pita kaset dan cakram padat (Compact Disk/CD) serta menjualnya ke
pasaran. Dari hasil penjualannya ini mereka mendapatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Selain dalam media kaset dan CD. Para musisi juga
melakukan pertunjukan yang dipungut biaya. Pertunjukan tidak hanya dilakukan di
suatu tempat, tetapi juga bisa dilakukan di daerah- daerah lain di Indonesia
ataupun di luar Indonesia.
Sedangkan
talempong sendiri memiliki fungsi Untuk mengiringi tarian pertunjukan atau
penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik
menyambut tamu istimewa.
C. Instrumen Musik Talempong
Talempong biasanya dibawakan dengan
iringan akordeon,
instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya.
Selain akordeon, instrumen seperti saluang,
gandang,
sarunai dan instrumen
tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama Talempong.
Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional suku
minangkabau lainnya pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, rabab pasisia
jo pariaman.
1. Saluang
Saluang adalah alat
musik tradisional khas Minangkabau,Sumatra Barat. Yang mana alat musik
tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling
bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang
yang ditemukan hanyut di sungai.
Alat
ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana
pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang
saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari
talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional
Minangkabau. Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan
penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan para pemain
saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik nafas
bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal
dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernafasan ini dikembangkan dengan latihan
yang terus menerus. Teknik ini
dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan nafas).
Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga
masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah
Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style
Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada
Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya
adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang
berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi
Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi
Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari
di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia……dst
2. Sarunai
Serunai, atau juga disebut puput serunai, adalah nama alat musik aerofonik (tiup).
Bagian yang unik bagi serunai ialah bagian hujungnya yang mengembang, berfungsi
untuk memperbesar volume suara.
Puput serunai biasanya dimainkan dalam acara-acara
adat yang ramai, seperti upacara perkawinan dan sebagainya. Alat musik ini
juga biasa dimainkan secara bebas, baik perseorangan, pada saat
menanam padi atau saat bekerja di ladang. Musik serunai juga popular
untuk mengiringi pertunjukan pencak silat masyarakat Minang. Dalam
sebuah penampilan, serunai dapat dimainkan secara solo (sendirian), dan dapat
digabungkan dengan alat musik tradisional yang lainnya,
seperti gendang dan sebagainya.
4. Rabab
Rabab merupakan kesenian di Minangkabau yang
dimainkan dengan menggesek biola.
Dengan rabab ini dapat tersalurkan bakat musik
seseorang. Biasanya dalam rabab ini dikisahkan berbagai cerita nagari atau
dikenal dengan istilah Kaba.
5. Gandang
Tabuik.
Tabuik berbentuk bangunan bertingkat tiga
terbuat dari kayu, rotan, dan bambu dengan tinggi mencapai 10 meter dan berat
sekitar 500 kilogram. Bagian bawah Tabuik berbentuk badan seekor kuda besar
bersayap lebar dan berkepala “wanita” cantik berjilbab. Kuda gemuk itu dibuat
dari rotan dan bambu dengan dilapisi kain beludru halus warna hitam dan pada
empat kakinya terdapat gambar kalajengking menghadap ke atas.
Kuda tersebut merupakan simbol kendaraan Bouraq
yang dalam cerita zaman dulu adalah kendaraan yang memiliki kemampuan terbang
secepat kilat. Pada bagian tengah Tabuik berbentuk gapura petak yang ukurannya
makin ke atas makin besar dengan dibalut kain beludru dan kertas hias aneka
warna yang ditempelkan dengan motif ukiran khas Minangkabau.
Di bagian bawah dan atas gapura ditancapkan “bungo
salapan” (delapan bunga) berbentuk payung dengan dasar kertas warna bermotif
ukiran atau batik. Pada bagian puncak Tabuik berbentuk payung besar dibalut
kain beludru dan kertas hias yang juga bermotif ukiran.
Di atas payung ditancapkan patung burung merpati
putih. Di kaki Tabuik terdapat empat kayu balok bersilang dengan panjang
masing-masing balok sekitar 10 meter. Balok-balok itu digunakan untuk
menggotong dan “menghoyak” Tabuik yang dilakukan sekitar 50 orang dewasa.
Tabuik dibuat oleh dua kelompok masyarakat
Pariaman, yakni kelompok Pasar dan kelompok Subarang. Tabuik dibuat di rumah
Tabuik secara bersama-sama dengan melibatkan para ahli budaya dengan biaya
mencapai puluhan juta rupiah untuk satu Tabuik.
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan
lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan
erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan
kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan
kebiasaan pergi/merantau.
7.
Papuik Daun Padi
Pada dasarnya, pupuik batang padi merupakan
instrumen bernada tunggal. Tetapi dengan beberapa modifikasi, instrumen ini
dapat mengeluarkan alunan irama yang unik. Modifikasi itu dapat dilakukan
dengan melubangi batang padi di beberapa titik yang berfungsi layaknya lubang
pada seruling. Permainan nada juga dapat dilakukan dengan mengatur posisi
tangan menutupi ujung lubang corong daun pandan. Instrumen inipun membuat
suasana perayaan panen raya menjadi semakin semarak dalam kegembiraan
8. Papuik Tanduk Kabau
Terbuat dari tanduk
kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya dipotong rata dan berfungsi sebagai tempat
meniup. Bentuknya mengkilat dan hitam bersih. Fungsinya lebih pada alat
komunikasi. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau tari. Dahulu
digunakan untuk aba-aba pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan
magrib atau ada pengumuman dari pemuka kampung.
D. Jumlah Pemain Pada Seni Talempong
Jumlah pemain talempong di
Minangkabau sebanyak 5 (lima orang) dengan perincian: 3 (tiga) orang penabuh
instrumen talempong, 1 (satu) orang penabuh kendang, dan 1 (satu) orang
memainkan alat tiup. Intrumen talempong yang dimainkan berjumlah 5-6 buah
dimana masing-masing pemain memegang 2 (dua) buah talempong. Instrumen
talempong dipegang dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang panggul
(stik). Untuk memegang instrumen talempong sebelah atas dengan talempong
sebelah bawah dipegang dengan 2 (dua) buah jari (telunjuk dan empu jari).
Sedangkan jari tengah berfungsi sebagai pengantara antara jari manis dan jari
kelingking agar kedua buah talempong tidak berdempetan.
E. Durasi Penyajian Musik Talempong
Durasi Penyajian musik talempong dapat berbeda-beda pada setiap
penampilannya. Tergantung lagu dan acara yang dibawakannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Talempong adalah sebuah alat
musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan gamelan
dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang
terbuat dari kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak
digunakan. Talempong ini berbentukbundar pada bagian bawahnya berlobang
sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjolberdiameter lima
sentimeter sebagai tempat tangga nada(berbeda-beda). Bunyi dihasilkan dari
sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk
mengiringi tari piring yang khas, tari
pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut
tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengantangga
pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi oleh akor yang cara
memainkanya sama dengan memainkan piano.
B. Saran
Talempong adalah salah satu
kekayaan bangsa yang harus selalau dipelihara keberadaannya. Musik telempong
semakin tergeser dengan kegadiran musik barat yang semakin berkembang
dikalangan anak muda. Oleh karena itu diharapkan kepada pelajar selaku generasi
penerus untuk dapat mengapresiasi atau bahkan mampu mempelajarinya guna kelangsungan
seni budaya talempong ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=durasi++penampilan+musik+talempong&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta
jung 9 �1n �J h[� un pandan. Instrumen
inipun membuat suasana perayaan panen raya menjadi semakin semarak dalam
kegembiraan
8. Papuik Tanduk Kabau
Terbuat dari tanduk kerbau yang dibersihkan. Bagian ujungnya dipotong rata dan berfungsi sebagai tempat
meniup. Bentuknya mengkilat dan hitam bersih. Fungsinya lebih pada alat
komunikasi. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau tari. Dahulu
digunakan untuk aba-aba pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan
magrib atau ada pengumuman dari pemuka kampung.
I. Jumlah Pemain Pada Seni Talempong
Jumlah pemain talempong di Minangkabau sebanyak 5 (lima orang) dengan
perincian: 3 (tiga) orang penabuh instrumen talempong, 1 (satu) orang penabuh
kendang, dan 1 (satu) orang memainkan alat tiup. Intrumen talempong yang
dimainkan berjumlah 5-6 buah dimana masing-masing pemain memegang 2 (dua) buah
talempong. Instrumen talempong dipegang dengan tangan kiri, sedangkan tangan
kanan memegang panggul (stik). Untuk memegang instrumen talempong sebelah atas
dengan talempong sebelah bawah dipegang dengan 2 (dua) buah jari (telunjuk dan
empu jari). Sedangkan jari tengah berfungsi sebagai pengantara antara jari
manis dan jari kelingking agar kedua buah talempong tidak berdempetan.
J. Durasi Penyajian Musik Talempong
Durasi Penyajian musik talempong
dapat berbeda-beda pada setiap penampilannya. Tergantung lagu dan acara yang
dibawakannya.
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Talempong adalah sebuah alat
musik khas Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan gamelan
dari Jawa. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang
terbuat dari kayu dan batu, saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak
digunakan. Talempong ini berbentukbundar pada bagian bawahnya berlobang
sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjolberdiameter lima
sentimeter sebagai tempat tangga nada(berbeda-beda). Bunyi dihasilkan dari
sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong
biasanya digunakan untuk mengiringi tari piring yang khas, tari
pasambahan, tari gelombang,dll. Talempong juga digunakan untuk menyambut
tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengantangga
pranada DO dan diakhiri dengan SI. Talempong diiringi oleh akor yang cara
memainkanya sama dengan memainkan piano.
D. Saran
Talempong
adalah salah satu kekayaan bangsa yang harus selalau dipelihara keberadaannya.
Musik telempong semakin tergeser dengan kegadiran musik barat yang semakin
berkembang dikalangan anak muda. Oleh karena itu diharapkan kepada pelajar
selaku generasi penerus untuk dapat mengapresiasi atau bahkan mampu mempelajarinya
guna kelangsungan seni budaya talempong ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=durasi++penampilan+musik+talempong&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta